Suara.com - Dalam sesi debat capres kedua di Hotel Sultan, Jakarta yang digelar Minggu (17/2/2019), Calon Presiden Nomor Urut 01, Joko Widodo atau Jokowi menyebut sejak 2014 sampai sekarang impor beras kita turun.
Pernyataan itu menanggapi pertanyaan dari sang rival, Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto saat membahas seputar pasangan pangan di Indonesia. Lantas, bagaimana sebenarnya kondisi beras di Indonesia yang memang selama ini dikenal selalu mengimpor beras dari sejumlah negara tetangga.
Ekonom Indonesia Faisal Basri di laman Faisalbasri.com menulis, impor beras hingga September 2018 sudah menembus 2 juta ton. Jumlah itu disebutnya sebagai yang tertinggi selama pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
"Terasa pahit memang jika dibandingkan dengan tekad untuk mencapai swasembada beras sebagaimana didengungkan semasa kampanye pemilihan presiden 2014," tulis Faisal dalam artikel yang berjudul "Impor Beras Sejak Orde Baru Soeharto Hingga Kini".
Baca Juga: Ini Arti Gaya Busana Jokowi dan Prabowo dalam Debat Kedua Pilpres 2019
Namun, kata dia, tidak benar kalau ada yang mengatakan selama masa Orde Baru Soeharto lebih baik. Memang, Presiden Soeharto pernah memperoleh penghargaan dari Food and Agriculture Organization (FAO), lembaga internasional di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa, pada 14 November 1985.
Sekretaris Jenderal FAO, DR Edward Samoa memberikan penghargaan atas keberhasilan Indonesia mencapai swasembada pangan, khususnya swasembada beras.
Indonesia sempat tidak mengimpor beras sama sekali pada tahun 1985-1986. Pada tahun itu bahkan Indonesia mengekspor beras masing-masing 106 ribu ton pada tahun 1985 dan 231 ribu ton tahun 1986. Setahun kemudian ekspor beras mencapai jumlah tertinggi yakni 231 ribu ton. Setelah ini ekspor meredup, tidak pernah lagi di atas 100 ribu ton.
Ekspor tertinggi di masa Presiden Jokowi terjadi tahun 2017, itu pun hanya 3,5 ribu ton. Sampai September 2018 tercatat 3,2 ribu ton.
Baca Juga: Ada Ledakan di Parkir Timur Senayan, Jokowi: Nggak Dengar
Keberhasilan menekan impor beras pada Era Soeharto berlangsung tidak sampai 10 tahun. Di masa itu pun Indonesia beberapa tahun mengimpor ratusan ribu ton Pada tahun 1995 dan 1996 impor beras kembali melonjak tajam menjadi masing-masing 1,3 juta ton dan 2,0 juta ton.