CEK FAKTA: Benarkah Klaim Jokowi Proyek Infrastruktur Tak Picu Konflik?

Reza Gunadha Suara.Com
Minggu, 17 Februari 2019 | 22:23 WIB
CEK FAKTA: Benarkah Klaim Jokowi Proyek Infrastruktur Tak Picu Konflik?
Capres nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) dan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto (kanan) bersiap memulai debat capres 2019 disaksikan Ketua KPU Arief Budiman (tengah) di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019). Debat itu mengangkat tema energi dan pangan, sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta infrastruktur. [Antara Foto/Akbar Nugroho Gumay/aww]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Capres nomor urut 1 Jokowi menyatakan, tidak ada konflik dengan masyarakat saat pembebasan lahan untuk proyek pembangunan infrastruktur.

Hal tersebut diungkapkan Jokowi saat melakoni debat kedua Pilpres 2019 melawan Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019).

Klaim yang diuji

Jokowi dalam debat itu mengatakan, "Dalam 4,5 tahun terakhir hampir tidak ada konflik dalam pembebasan lahan untuk memuluskan proyek-proyek infrastruktur negara."

Baca Juga: Prabowo ke Jokowi: Maksud Bapak Unicorn, yang Online - online Itu?

Fakta

Adhityani Putri dari Yayasan Indonesia Cerah mengatakan, konflik akibat pembebasan lahan masih terjadi.

"Pernyataan ini sama sekali tidak benar. Pembebasan lahan untuk pembangunan infrastruktu energi, PLTU batu bara menimbulkan konflik hebat di masyarakat."

Peneliti Auriga, Iqbal Damanik, mengatakan tak benar bahwa pembangunan infrastruktur tidak menyebabkan konflik.

Sementara berdasarkan catatan tahunan Konsorsium Pembaruan Agraria tahun 2017 maupun 2018, konflik akibat infrastruktur justru menempati posisi ketiga ketimbang pembangunan dalam bidang sumber daya alam (SDA) lain.

Baca Juga: Gatot Untung Besar di Markas Prabowo - Sandiaga Saat Nobar Debat Capres

Berikut datanya:

Sebanyak 208 konflik agraria telah terjadi di sektor ini sepanjang 2017, atau 32 persen dari seluruh jumlah kejadian konflik. Sektor properti menempati posisi kedua dengan 199 (30 persen) jumlah kejadian konflik.

Posisi ketiga ditempati sektor infrastruktur dengan 94 konflik (14 persen), disusul sektor pertanian dengan 78 (12 persen) kejadian konflik.

Seterusnya sektor kehutanan dengan jumlah 30 (lima persen) konflik, sektor pesisir dan kelautan sebanyak 28 (empat persen) konflik, dan terakhir sektor pertambangan dengan jumlah 22 (tiga persen) kejadian konflik yang terjadi sepanjang 2017.

Dengan begitu, selama tiga tahun pemerintahan Jokowi-JK (2015-2017), terjadi sebanyak 1.361 letusan konflik agraria. Sementara itu, 2018, konflik lahan terkait infrastrukur dicatat sejumlah 16 kasus.

Contoh lainnya adalah pembangunan PLTU Teluk Sepang di Bengkulu, dan pembangunan Geotermal di Gunung Talang terjadi konflik dengan masyarakat. Bahkan, di Gunung Talang ada masyarakat yang dikriminalisasi dan melibatkan TNI dalam pembersihan lahan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI