Suara.com - Direktur Relawan BPN Prabowo-Sandiaga, Ferry Mursyidan Baldan menanggapi kritik yang dilontarkan Juru Bicara BPN Dian Fatwa soal jalan tol sebagai 'pembunuh bayaran'. Dia menilai sebuah perbedaan pendapat bisa saja terjadi dalam dua kubu politik.
Apalagi jika pendapat itu diutarakan berdasarkan data yang benar. Hal itu dikatakan Ferry saat ditemui di kediaman Prabowo di Jalan Kartanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (17/2/2019).
"Kalau dalam rangka berbeda pandangan pendapat, itu wajar-wajar aja, itu adu argumen kan pada soal data, pada soal persepsi pada soal realitas kan, itu kan sesuatu yang terjadi sifatnya faktual, kita nggak bisa ngarang- ngarang kan," ujarnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan, setiap kritik yang dilontarkan selalu memiliki tujuan. Kritik yang dilontarkan pihaknya bukan hanya sekedar menyerang saja.
Baca Juga: Wapres JK: Muslim Indonesia Kuat Ibadah, Tapi Kurang Terapkan Nilai Islami
"Nggak lah kalau kita kan prinsip dasar dari pak Prabowo dan Sandi di kita tidak perlu menyerang untuk hal yang nggak perlu," katanya.
Sebelumnya, kubu Prabowo - Sandiaga menyebutkan jalan tol yang dibangun Jokowi membuat ban mobil cepat meletus saat berjalan dalam kecepatan tinggi. Sebab semua jalan tol yang dibangun Jokowi dibuat dengan beton.
Hal itu dinyatakan Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, Dian Fatwa. Ia mengatakan, alasannya menyamakan jalan tol yang dibangun oleh pemerintah Jokowi dengan pembunuh bayaran karena menurutnya banyak kecelakaan.
"Jadi semua jalan yang dibangun oleh Jokowi adalah jalan yang bentuknya adalah rigid pavement, itu adalah sebetulnya terbentuk dari beton, dengan beton ini gesekan antara ban itu kalau dengan kecepatan tinggi cepat panas dan cepat meletus seperti diamplas," kata Dian Fatwa kepada wartawan, Sabtu (16/2/2019) malam.
Baca Juga: Berniat Merokok Ganja, Orang Ini Malah Menemukan Harimau