Suara.com - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Ace Hasan Syadzily menyebut capres nomor urut 01 Joko Widodo tidak akan tersinggung dengan cuitan CEO Bukalapak Achmad Zaky yang mengkritik soal anggaran negara. Pasalnya, Ace meyakini Jokowi tetap akan menaruh perhatian untuk masa depan industri digital di Indonesia.
"Saya kira pak Jokowi tidak akan tersinggung lah dengan apa yang dilakukan oleh Achmad Zaky itu kenapa karena pak Jokowi dengan kebesaran hatinya beliau bukan hanya untuk konteks elektoral karena ingin dipilih, enggak, pasti nggak," kata Ace di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Jumat (15/2/2019).
Terkait cuitan tersebut, Ace menganggap Zaky tak bisa melihat dukungan Jokowi saat menghadiri acara hari ulang tahun Bukalapak beberapa waktu lalu. Dengan hadirnya Jokowi itu membuktikan kalau Jokowi sangat mendorong pergerakan industri 4.0 di Indonesia.
"Namun ketika pak Ahmad Zaky mendapatkan semoga presiden baru, nah, itu menurut saya sesuatu yang dalam tanda kutip melupakan dorongan dan support yang dilakukan pak Jokowi," ujarnya.
Baca Juga: Romantis Abis, Begini Perayaan Valentine ala Travis Scott dan Kylie Jenner
Namun demikian, Ace sempat menyampaikan rasa kekecewaannya dengan apa yang disampaikan Achmad Zaky melalui akun Twitternya itu.
"Jadi sekali lagi menyayangkan ya pak Achmad Zaky mengatakan bahwa anggaran research and development itu kita katanya rendah begitu," kata dia.
"Achmad Zaky juga bicara soal industri 4.0, pak Jokowi itu sangat perhatian dengan industri 4.0 dan industri yang berbasis kepada digital," sambung Ace.
Untuk diketahui, warganet dibuat geger sejak Kamis malam (14/2/2019) dengan munculnya hashtag #UninstallBukalapak yang kini masih menjadi trending topic di Twitter. Rupanya, kemunculan tagar ini dipicu oleh cuitan CEO sekaligus Achmad Zaky, pendiri Bukalapak yang disebut menyerang kubu Jokowi. Dari pantauan Suara.com, cuitan yang telah dihapus tersebut terposting pada Rabu (13/2/2019),
Melalui cuitannya tersebut, Achmad Zaky mengkritisi dana riset dan pengembangan (R&D) di Indonesia yang menurutnya masih tertinggal jauh dari negara lainnya. Menurut data tahun 2016 yang ia dapat, dana riset dan pengembangan (R&D) di Indonesia hanya sebesar 2 miliar dolar AS, sedangkan Singapura mencapai angkat 10 miliar dolar AS.
Baca Juga: Lucky Hakim Tak Terima Dilaporkan Kasus Pencemaran Nama Baik