Suara.com - Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat impor pada Januari 2019 mencapai 15,03 miliar dolar AS. Meski, jadi penyebab defisit neraca perdagangan, impor pada Januari mengalami penurunan 2,19 persen dibandingkan Desember 2018.
Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, impor pada Januari 2019 masih disumbang oleh impor non migas yang sebesar 13,34 miliar dolar AS. Impor non migas disunmbang dari bahan kimia organik yang sebesar 119,5 juta diikuti.
"Yang diikuti plastik dan barang plastik 94,4 juta dolar AS, besi dan baja 75,9 juta dolar AS. Kendaraan dan bagiannya 65,1 juta dolarAS dan perhiasan 64,4 juta dolar AS," ujarnya di Kantornya, Jumat (15/2/2019).
Sebaliknya, lanjut Suhariyanto, terdapat beberapa barang non migas mengalami penurunan. Dia memaparkan, penurunan terbesar dialami golongan mesin atau pesawat mekanik yang turun 8,54 persen jadi 212,2 juta dolar AS.
Baca Juga: KPK Sangkal Keliru Jerat Irman Gusman di Kasus Gula Impor
"Diikuti oleh golongan sayuran 112,5 juta dolar AS, gula dan kembang gula 113,8 juta dolar AS, kapal laut dan bangunan teraping 101,7 juta dolar AS, serta buah-buahan 78,0 juta dolar AS," tutur dia.
Suhariyanto menambahakan, penurunan juga terjadi pada impor non migas pada Januari 2019 sebesar 16,58 persen menjadi 1,69 miliar dolar AS. Penurunan impor non migas hampir diseluruh komponen yaitu, minyak mentah, hasil minyak, dan gas.
"Non migasnya stagnan karena penurunannya tipis sebesar 13,33 miliar dolar AS. Impor pada Januari 2019 ini dibanding Januari 2018 berarti turun 1,83 persen. Komposisi terbesar impor masih dipegang oleh impor non migas sebesar 88,76 persen, sisanya 11,24 persen dari impor migas," pungkas dia.