Para Ahli Filsafat Sangkal Tuduhan Andi Arief Soal Pembusukan Rocky Gerung

Rabu, 13 Februari 2019 | 15:35 WIB
Para Ahli Filsafat Sangkal Tuduhan Andi Arief Soal Pembusukan Rocky Gerung
Mochtar Pabotinggi saat berdialog dalam diskusi 'Menolak Pembusukan Filsafat.' (Suara.com/Tio)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengamat Politik sekaligus eks Peneliti LIPI Mochtar Pabotinggi membantah tudingan politisi Partai Demokrat, Andi Arief yang menyebut cara diskusi publik bertema 'Menolak Pembusukan Filsafat' sebagai upaya untuk membungkam Rocky Gerung.

Menurutnya, acara diskusi tersebut digelar untuk meluruskan fungsi filsafat ke jalur yang sebenarnya.

"Belakangan ini pembusukan filsafat kembali muncul, paling tidak dalam dua bentuk. Pertama, filsafat digunakan untuk menjustifikasi kepentingan politik tertentu. Kedua, filsafat dilacurkan sebagai alat untuk tujuan subsistens semata dan bukan lagi sebagai sebuah art of thinking," kata Mochtar di Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (13/2/2019).

Dia juga mengatakan diskusi ini sebagai ajang kritik dari para ahli filsafat yang keluar dari "perpustakaannya" untuk meluruskan masalah publik. Dalam acara diskusi ini, mereka juga menelurkan enam poin sebagai pernyataan sikap. Berikut enam poin tersebut:

Baca Juga: Artis Jupiter Fourtissimo Ditangkap Polisi karena Simpan 0,25 Gram Sabu

1. Menolak praktik sofisme, yang tidak lebih daripada suatu permainan
tipu daya berbungkus kelihaian silat lidah dan permainan kata, untuk mengecoh lawan bicara dengan mengajukan dalil-dalil seolah argumentasi, padahal sejatinya bukan.

2. Menolak kesesatan berpikir, dengan mengabaikan kaidah-kaidah berlogika, dan penyebarluasannya sekadar demi pembenaran kepentingan sendiri.

3. Mendorong praktik berpikir logis sekaligus kritis demi menghindari
kesesatan berpikir dan dogmatisme politik tidak bernalar.
4. Menolak penyebarluasan disinformasi dan pesan-pesan kebencian, yang bukan hanya merusak kepercayaan silang, melainkan pula mendorong permusuhan dan menegasikan alasan berdirinya Indonesia.

5. Mendorong perwujudan diskursus publik, yang hidup dari pergulatan beragam pemikiran kritis serta mampu menyediakan alternatif solusi atas masalah-masalah bersama.

6. Mendorong praktik politik demokratis, termasuk dalam kontestasi elektoral, dengan bersandar pada norma-norma etis permusyawaratan rakyat.

Baca Juga: Inspiratif, Siswa Down Syndrome Buktikan Bisa Kuliah Hingga Wisuda

Pernyataan ini ditandatangani oleh 106 ahli filsafat termasuk Fitzerald K Sitorus (Alumnus Goethe-Universität, Frankfurt, Jerman), Goenawan Mohamad (Budayawan), Donny Gahral Adian (Dosen Filsafat UI), Martin Lukito Sinaga (Dosen luar biasa STT Jakarta & STF Driyarkara), Prof. Dr. H. Mochtar Pabottingi (Eks Peneliti Utama LIPI; Alumnus Program Doktoral University of Hawaii, jurusan Ilmu Politik), Akhmad Sahal (Alumnus STF Driyarkara, kandidat PhD University of Pennsylvania, Amerika Serikat)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI