Suara.com - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko meluruskan tudingan tentang transportasi Light Rail Transit atau LRT pertama di Indonesia yang ada di Palembang sepi peminat. Padahal, biaya operasionalnya mencapai angka Rp 10,9 triliun.
Moeldoko mengatkan pembangunan infrastruktur LRT Palembang dirancang dengan berorientasi masa depan, ia membantah jika proyek ini sebagai produk gagal.
"Infrastruktur yang dibangun adalah menghadapi masa-masa itu, masa depan seperti itu. Jangan nanya sekarang ini tidak ada gunanya, bukan begitu. Tapi sekali lagi semua yang persiapkan saat ini untuk menghadapi masa depan yang dibutuhkan, begitu," kata Moeldoko di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Selasa (12/2/2019).
Mantan Panglima TNI ini kemudian meminta pada pemerintah daerah untuk semakin gencar sosialisasi serta tetap optimistis bahwa pembangunan yang dilakukan di era presiden Joko Widodo akan terasa di masa mendatang.
Baca Juga: Ikut Deklarasi Dukung Jokowi, Wakil Walkot Semarang Dicecar 24 Pertanyaan
"Kita itu membuat sebuah rencana untuk jangka panjang. Jangan melihatnya hanya sekarang. Itu sebuah pemikiran tidak visioner. Jadi kita lihat kepentingan masa depan, dengan pertimbangkan populasi," jelasnya.
Seperti diketahui, sejak diluncurkan Juli 2018 hingga 3 Februari 2019, LRT Palembang baru melayani 1.088.558 penumpang, mayoritas warga menggunakan LRT hanya sebagai moda pariwisata dan belum sebagai alat transportasi umum.
Volume penumpang LRT Sumsel di Stasiun Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II adalah yang tertinggi mencapai 264.967 penumpang.