"Sebuah penyelidikan dibuka terhadap orang-orang yang tidak dikenal atas dugaan pemalsuan dokumen dan upaya penipuan", kata kepala jaksa Nuremberg-Fuerth, Antje Gabriels-Gorsolke kepada AFP dikutip BBC.
Dia membenarkan bahwa rumah lelang telah bekerja sama dan menyerahkan hasil kerja secara sukarela.
Penjualan lukisan yang mengaku berasal dari diktator secara teratur menghasilkan kontroversi dan tuduhan pemalsuan.
Bulan lalu polisi Jerman menyita koleksi yang akan dijual di Berlin karena khawatir akan keasliannya.
Baca Juga: Sendok Makan Hitler Dilelang, Laku Seharga Rp 233 Juta
Hitler, yang dua kali ditolak oleh Akademi Seni Rupa Wina, diketahui telah menjual karya seninya di masa mudanya. Puluhan karya yang dikaitkan dengannya, yang dianggap oleh para ahli seni memiliki kualitas buruk, telah terjual selama bertahun-tahun.
Pada 2015, rumah lelang Weidler menjual lebih dari selusin lukisan yang dikaitkan dengan Hitler dengan harga hampir 400.000 euro atau kisaran Rp 6,33 miliar.
Penawar kemudian dilaporkan berasal dari Jerman, China, Prancis, Brasil, dan Uni Emirat Arab.
Pada 2014 rumah lelang menjual cat air Hitler di balai kota Munich dengan harga 130.000 euro atau senilai Rp 2,06 miliar.
Penjualan memorabilia Nazi tetap menjadi topik yang memecah belah di seluruh dunia. Beberapa pembeli mengatakan itu karena alasan historis, tetapi kelompok lain memperingatkan barang-barang juga dibeli oleh anggota kelompok sayap kanan yang mengidealkan rezim.
Baca Juga: Siapa Sangka Adolf Hitler Pernah Ajukan Cicilan Demi Mobil Impian
Tahun lalu, beberapa kelompok yang berbasis di Inggris melobi pengecer online untuk mengatur penjualan memorabilia Nazi dengan lebih baik.