Suara.com - Sebuah video viral di media sosial, dalam video itu terlihat seorang murid berseragam pramuka dengan congkak menantang gurunya berkelahi. Diduga, aksi tak terpuji itu terjadi di sebuah SMP swasta di Gresik, Jawa Timur.
Aksi kekerasan itu sempat diabadikan melalui video singkat salah seorang murid lainnya hingga akhirnya menjadi viral di media sosial.
Dalam video yang beredar, tampak seorang guru pria yang mendekati muridnya yang duduk di meja. Sang murid laki-laki mengenakan topi pun mendorong sang guru dan memegang leher gurunya. Bahkan ia juga mengepalkan tangan ke depan wajah sang guru.
Sang guru tak bergeming. Ia tak melawan maupun mengatakan apapun. Sang murid pun duduk di atas meja sembari menghisap sebatang rokok.
Baca Juga: Survei Elektabilitas: PDIP dan Gerindra Teratas, PSI Mesti Berjuang Keras
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengecam keras aksi kekerasan terhadap guru yang dilakukan sang murid itu. Menurut KPAI, penyebab terjadinya persekusi murid kepada sang guru bisa disebabkan latar belakang murid atau kesalahan sang guru itu sendiri.
Pola Asuh yang Salah
Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti mengatakan, pihaknya telah mendapatkan banyak laporan mengenai aksi seorang murid laki-laki yang menantang sang guru berkelahi. Dari hasil pengamatan yang dilakukan, ia menilai ada dua faktor penyebab yang bisa menimbulkan insiden persekusi terhadap guru.
"Kemungkinan ada dua faktor yang menyebabkan kejadian murid melakukan kekerasan terhadap guru, yaitu faktor pertama disebabkan karakter siswa yang kurang terbina dengan baik di rumah maupun sekolah,” kata Retno melalui siaran pers yang diterima Suara.com, Minggu (10/2/2019).
Retno menjelaskan, sikap anak yang membangkang dan kasar berkaitan erat dengan pola asuh orang tua di rumah yang salah. Selain itu, kecanduan game online bermuatan unsur kekerasan juga bisa menjadi salah satu penyebab.
Baca Juga: Survei: Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Turun, Prabowo-Sandi Unggul di Sumatera
Banyaknya masukan konten kekerasan pada usia dini berpengaruh besar terhadap perkembangan anak. Anak cenderung tumbuh menjadi anak yang kasar dan temperamental.
“Tetapi tentu saja dibutuhkan assessment psikologis terhadap ananda untuk mencari faktor penyebab ybs berperilaku agresif seperti dalam video tersebut,” ungkap Retno.
Gagal Menguasai Kelas
Tak hanya faktor murid yang berperan dalam kasus ini, faktor guru yang tak mampu menguasai suasana kelas juga bisa berdampak pada terjadinya aksi kekerasan murid terhadap guru.
Menurut Retno, bisa saja sang guru memiliki kompetensi paedagogik yang rendah terutama dalam penguasaan di kelas serta dalam menciptakan suasana belajar yang kreatif dan menyenangkan.
Ketidakmampuan guru dalam kompetensi paedagogik ini bisa memicu suasana belajar yang tidak kondusif. Akhirnya, sang murid asyik sendiri dan tak acuh dengan materi yang disampaikan sang guru.
“Faktor kedua bisa saja berasal dari gurunya, seperti rendahnya kompetensi paedagogik guru,” ungkap Retno.
Seorang guru dituntut memiliki manajemen penguasaan kelas yang baik, seperti bagaimana cara guru mengatasi kelas dengan beragam karakter siswa. Kemampuan paedagogik harus terus dilatih dan hal ini merupakan tanggungjawab Dinas Pendidikan dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.