Suara.com - Presiden Jokowi akhirnya menandatangani keputusan presiden perihal pembatalan pemberian remisi terhadap I Nyoman Susrama, narapidana kasus pembunuhan jurnalis Radar Bali Anak Agung Gde Bagus Narendra Prabangsa.
Ia mengatakan, kepres tersebut telah ditandatangani pada hari Jumat (8/2/2019). Jokowi mengatakan, pembatalan remisi itu dilakukan setelah mendapat masukan dari kelompok masyarakat dan komunitas jurnalis.
"(Pembatalan remisi) ini setelah mendapatkan masukan-masukan dari masyarakat, dari kelompok-kelompok masyarakat, juga dari jurnalis," ujar Jokowi di Kota Kasablanka Mal, Jakarta, Sabtu (9/2/2019).
Setelah mendapat masukan tersebut, Jokowi mengakui menginstruksikan Dirjen Pemasyarakatan Kemenkumham Sri Puguh Budi Utami mengkaji dan menelaah pemberian remisi Susrama.
Baca Juga: Kebakaran di Pusat Latihan Klub Flamengo, 10 Pemain Remaja Tewas
"Kemudian hari Jumat (8/2/2019) telah kembali di meja saya. Sudah sangat jelas sekali sehingga sudah diputuskan, sudah saya tandatangani untuk dibatalkan," tuturnya.
Karena itu, Jokowi menegaskan pembatalan remisi kepada pembunuh jurnalis Prabangsa dikarenakan menimbang rasa keadilan.
"Karena ini menyangkut mengenai rasa keadilan masyarakat.”
Untuk diketahui, I Nyoman Susrama divonis seumur hidup oleh Pengadilan Negeri Denpasar. Namun, hukuman Susrama menjadi 20 tahun penjara dengan Keppres No 29 Tahun 2018.
Baca Juga: Model Diperkosa Fotografer di Hotel Tiga Nur, Seprai Noda Darah Jadi Bukti