Suara.com - Polisi batal periksa pegawai KPK yang diduga menjadi korban penganiayaan di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat beberapa waktu lalu. Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya sedianya menjadwalkan pemeriksaan tersebut pada Jumat (8/2/2019) pukul 13.00 WIB.
"Rencana akan dilakuakan pemeriksaan, tapi ditunda kembali," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol. Argo Yuwono di Polda Metro Jaya, Jumat (8/2/2019).
Meski demikian, Argo tak menjelaskan lebih jauh perihal alasan penundaan tersebut. Argo hanya mengatakan akan melakukan komunikasi lebih jauh dengan pimpinan KPK terkait pemeriksaan tersebut.
"Nanti kita tunggu, kita sudah komunikasikan terus untuk memeriksa korban seperti apa. Mungkin ada data yang belum lengkap. Nanti kita komunikasikan kembali," kata dia.
Baca Juga: Tangguh, Viral Video Nenek 72 Tahun Masih Kuat Olahraga Crossfit
Pada Kamis (7/2/2019) kemarin polisi juga batal periksa pegawai KPK yang diduga menjadi korban penganiayaan.
Pegawai KPK bernama Muhammad Gilang Wicaksono dikabarkan menjadi korban pemukulan saat sedang bertugas. Akibatnya, korban mengalami beberapa luka di bagian wajah.
"Korban menderita retak pada hidung, luka memar dan sobek pada bagian wajah," ujar Argo beberapa waktu lalu.
Argo menjelaskan, peristiwa itu berawal ketika korban sedang bertugas menangani kasus dugaan korupsi dengan mencari data di Hotel Borobudur pada Sabtu (2/2/2019) malam. Saat itu Gilang memotret pejabat-pejabat Papua yang melakukan rapat pembahasan APBD tahun anggaran 2019.
"Kemudian korban dan saksi didatangi oleh terlapor kurang lebih 10 orang, lalu terlibat cekcok mulut antara terlapor, korban dan saksi," ujar Argo.
Baca Juga: Mengerikan! Ini Data Bencana Alam Indonesia, Prabowo - Jokowi Harus Lihat
Saat terjadi cekcok mulut, satu dari 10 orang itu melayangkan bogem mentah kepada korban. Pelaku hingga kekinian masih belum dipastikan identitasnya.
"Tiba-tiba terlapor memukul dengan tangan kosong. Terlapor masih lidik," katanya.
Atas kejadian tersebut, korban telah membuat laporan ke Polda Metro Jaya pada 3 Februari 2019. Pelaku bakal dijerat Pasal 170 KUHP dan Pasal 211 KUHP dan atau Pasal 212 KUHP.