Suara.com - Sebanyak 132 warga mengungsi setelah Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara erupsi dan melepaskan luncuran awan panas. Pemerintah setempat telah menetapkan status tanggap darurat sejak Rabu (6/2/2019) dan berlaku hingga 12 Februari.
Dalam dokumen laporan koordinasi Pemda Kabuaten Siau yang diterima dari BNPB di Jakarta, Jumat diketahui bahwa 132 warga Kampung Niambangen telah diungsikan ke Shelter Pengungsian di Daerah Paseng, tepat di kompleks perumahan bupati.
"Pemkab Sitaro menetapkan masa tanggap darurat 6 - 12/2/2019 terkait luncuran awan panas disertai lava pijar dari Gunung Karangetang di Sulut," tulis Kepala Pusat Data dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho di Twitter, Jumat (8/2/2019).
Lebih lanjut Sutopo juga menjelaskan bahwa ada dua desa terisolir akibat guguran awan panas dari Gunung Karangetang, yakni Kampung Batubulan dan Beba.
Baca Juga: Bakal Tertekan Dolar AS, Nilai Tukar Rupiah Bergerak ke Kisaran Rp 14.050
"Bantuan dikirim dari laut," imbuh dia.
Meski demikian dalam dokumen yang diterima dari BNPB disebutkan bahwa pemerintah daerah kesulitan mengirim bantuan ke Kampung Batubulan dan Beba lewat laut karena ombak besar yang menyulitkan kapal bersandar.
Alhasil saat ini Pemda Sitaro berencana membuka jalan darat sejauh 2 kilometer, dengan mengerahkan bantuan warga serta anggota TNI dan Polisi.
Baca Juga: Toilet di Stasiun Luar Angkasa Meledak, Astronot NASA Kerepotan