Respons Soal Puisi Fadli Zon, Yenny Wahid: Kok Sepuh Dihina Seperti Itu

Rabu, 06 Februari 2019 | 20:58 WIB
Respons Soal Puisi Fadli Zon, Yenny Wahid: Kok Sepuh Dihina Seperti Itu
Putri Presiden RI ke-4 almarhum KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Yenny Wahid, ditemui usai menghadiri dialog peradaban lintas agama di Jakarta, Sabtu (13/10/2018). [Suara.com/Rizki Nurmansyah]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Yenny Wahid, putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur mengaku geram dengan ulah Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon lantaran puisi 'Doa Yang Tertukar' buatannya itu ditujukan untuk menyidir Kiai Haji Maimun Zubair alias Mbah Moen.

Bahkan, menurutnya, tindakan Fadli Zon itu tidak beradab jika melakukan penyindiran kepada Mbah Moen lewat puisinya,

"Kalau yang dia maksud Mbah Maimoen Zubair itu namanya Suul adab artinya tidak punya etika. Kok orang sepuh dihina seperti itu di "kau kau" kan dibilang makelar doa. Pokoknya menurut saya tidak beretika, kalau yang dituju itu Mbah Maimoen," ujar Yenny di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (6/2/2019).

Dia mengaku tak menyoal jika Mbah Moen salah menyebut nama saat berdoa. Justru, Yenny memaklumi insiden kepleset lidah lantaran faktor Mbah Moen yang sudah lanjut usia. Dia mengakui secara tersirat Mbah Moen menyebut nama capres nomor urut 02 Prabowo Subianto, namun menurutnya, apa yang disampaikan Mbah Moen untuk mendoakan capres petahana Joko Widodo menang di Pilpres 2019.

"Iya salah apa namanya, kalau diliat dari struktur kalimat beliau, beliau memaksudkan orang yg disebelahnya lah orang yang disebelahnya siapa? pak Jokowi jelas. Mungkin salah sebut nama," ucap Yenny.

Terkait insiden kepleset lidah Mbah Moen saat berdoa, Yenny mengakui kerap salah menyebut nama putra-putrinya meski usainya jauh lebih muda dari Mbah Moen.

Baca Juga: Sajian Terbaik pada Perayaan Imlek di The Papandayan

"Anak saya tiga saya suka salah manggil nama, yg nomor satu dipanggil nomor dua, nomor dua salah panggil nomor tiga, apalagi Mbah Maimoen yang sudah lebih sepuh. Saya yang usianya setengahnya dari Mbah Maimoen sering salah manggil nama anak sendiri. Jadi itu kesalahan yang wajar, tapi kalau kita mendengarkan kalimatnya secara lengkap tidak dipotong-potong, kita sangat mengerti itu maksudnya orang yang disebelahnya beliau ya pak Jokowi," sambungnya.

Sebelumnya, Fadli Zon kembali menciptakan puisi yang berjudul Doa yang Ditukar. Dalam puisinya, Fadli menyindir sosok ‘kau’ yang dianggap telah menambal sulam sebuah doa. Sosok itu sengaja membegal doa dan mengganti nama lantaran berada di hadapan seorang bandar.

"Doa sakral, seenaknya kau begal, disulam tambal, tak punya moral, agama diobral,” demikian salah satu larik puisi ciptaan Fadli sebagaimana dikutip dari akun Twitter @fadlizon, Selasa (5/2/2019).

Tak hanya sampai di situ, dalam puisinya Fadli juga mengungkapkan sosok ‘kau’ yang telah merevisi doa sehingga doa itu tidak lagi otentik.

"Doa yang ditukar, bukan doa otentik, produk rezim intrik, penuh cara-cara licik, kau penguasa tengik,” ungkap Fadli.

Baca Juga: KPK Bidik Dugaan Patgulipat Dana Hibah Kemenpora untuk KONI Rp 67,9 Miliar

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI