Jamuan Tok Panjang, Merawat Keberagaman di Tahun Baru Imlek

Selasa, 05 Februari 2019 | 20:31 WIB
Jamuan Tok Panjang, Merawat Keberagaman di Tahun Baru Imlek
Jamuan Tok Panjang saat Imlek. (Suara.com/Adam Iyasa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Ada hidangan pembuka yaitu teh serbat yang merupakan teh dengan 2 butir serbat bercampur 20 herbal lokal dan China. Kemudian ada brokoli udang, sup lobak dan ikan patin.

"Makan sup lobak memberi keberuntungan sepanjang tahun, kuah akan menghangatkan hubungan persaudaraan," katanya.

Sampai pada hidangan utama yakni nasi warna biru dinamai nasi ulam bunga telang. Bunga telang merupakan tanaman jenis polong-polongan, sohor dipakai oleh masyarakat beberapa negara di Asia Tenggara dalam perayaan Imlek maupun dalam membuat campuran bahan makan dan kue secara organik.

"Kalau di Thailand dibuat minuman segar, di Indonesia buat ketan biru. Bisa juga sebagai tanaman hias karena bunga itu berwarna biru terang," ujar Harjanto.

Baca Juga: Tutup Festival Imlek, Ancol Akan Lepas Ratusan Lampion

Kata Harjanto, nasi ulam bunga telang sebenarnya asimilasi peranakan Malaysia dan Singapura. Nasi ini disajikan dengan wadah tampah dan dikelilingi srundeng, kucai, telur, gereh, sambal goreng kentang, mint, suwiran daging ayam, bercampur rempah.

Campuran itu kemudian diaduk dengan tangan dan dimakan bersama. Satu tampah bisa dinikmati oleh 4 orang. Sebagai simbol perbedaan dalam keragaman, keceriaan, dan suka cita.

"Nasi warna biru, tak harus nasi itu putih, tak semua suku sama, ada campuran bahan makanan lainnya dan rempah menjadi satu, inilah indah perbedaan," tandas pemilik Marimas Food Group itu.

Sebagai hidangan penutup, biasanya dihidangkan dengan cincau sirup mapel dan kopi alam. Hidangan itu merefleksikan sebuah rasa santai dan keakraban.

"Imlek tahun ini adalah tahun babi tanah. Tahun yang penuh kebahagiaan dan percobaan namun Tuhan telah menunjukan untuk melaluinya. Wong Semarang membuktikan melalui sikap dan perilaku bahwa keberagaman keniscayaan dan rahmat Allah yang tak dipungkiri," tutup Harjanto.

Baca Juga: Imlek 2019 Terasa Berbeda buat Marcus Gideon, Kenapa?

Kontributor : Adam Iyasa

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI