Sebab, banyak keturunan Tionghoa dan pribumi tak bisa leluasa beribadah karena dibatasi dan diminta membayar untuk masuk.
Lalu, seorang taipan kaya Tionghoa bernama Oei Tjie Sien berusaha menyelamatkan situasi dengan membeli lahan tersebut pada tahun 1930-an.
Oei Tjie Sien, merupakan ayah dari Oei Tiong Ham, seorang Raja Gula Semarang yang sejarahnya menguasai pasar Asia dan Eropa pada zamannya.
Hingga kekinian, sejak klenteng dikuasai Oei Tjie Sien, dan mengalami berkali-kali renovasi, dia tidak pernah menghapus sejarah Cheng Ho dan awak kapalnya sebagai penjelajah muslim yang pertama membangun klenteng.
Baca Juga: Luka Bakar Akibat Tercebur Kuah Soto, Begini Kondisi Bayi Ibnu Sekarang
Kini, di tengah kawasan klenteng berdiri patung Laksamana Cheng Ho, di kelilingi bangunan klenteng dan pendopo. Banyak masyarakat bermacam etnis berbaur bersama untuk berwisata sejarah.
Selama perayaan Imlek 2019 ini, aneka kegiatan digelar di pelataran Klenteng Sam Poo Kong, dari bazar kuliner, lomba kreasi tumpeng, keroncong, barongsai, costplay, dan reog.
Puncak acara digelar hari ini, Selasa (5/2/2019), dengan pertunjukan tari Gambang Semarang, barongsai Nacha Dharma, Riana Dancer, penandatanganan lukisan, serta peluncuran Go pay Sam Poo Kong.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, mengatakan ingin kembali menghidupkan semangat pluralisme yang ada di Sam Poo Kong.
Karenanya, Ganjar meminta kepada pengelola klenteng untuk menyiapkan satu tempat untuk dibangun masjid.
Baca Juga: Ikat Kamera di Tubuh Elang, Pemandangan Menakjubkan Terekam
"Laksamana Cheng Ho seorang muslim, semangat pluralisme tinggi akan terwujud dan pengunjung mengetahui sejarah perjalanan Cheng Ho dan pembangunan klenteng. Dengan begitu, masyarakat akan mendapatkan pengalaman yang hebat, terutama soal Bhinneka Tunggal Ika," kata Ganjar, saat menghadiri perayaan Imlek di Klenteng Sam Poo Kong, Selasa (5/2/2019) siang.