Jangan Ada Propaganda Rusia di Antara Kita....

Reza Gunadha Suara.Com
Selasa, 05 Februari 2019 | 07:10 WIB
Jangan Ada Propaganda Rusia di Antara Kita....
ILUSTRASI - Pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo dan Ma'ruf Amin serta pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno berpelukan dan bersalaman usai mengikuti debat pertama Pilpres 2019, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1). [Suara.com/Muhaimin A Untung]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Karding menuturkan, pernyataan Jokowi soal propaganda Rusia terkait dugaan adanya konsultan politik asal Rusia dalam kelompok politik tertentu di Indonesia.

Konsultan politik itu melakukan strategi menebarkan ketakutan, pesimisme dan kabar bohong atau hoaks di tengah masyarakat.

"Jadi yang dimaksud bukan Rusia-nya, tapi orang Rusia yang menjadi konsultan politik kelompok tertentu. Rusia adalah sahabat Indonesia," tutur Karding kepada wartawan.

Terkait hal itu, Karding menilai strategi politik dengan menebarkan ketakutan, pesimisme dan hoaks sangat berbahaya.  Hal itu, kata Karding, bisa memengaruhi masyarakat terutama dalam menentukan pilihannya dalam Pilpres 2019.

Baca Juga: Sepakat Berdamai, Terduga Pemerkosa Agni Bisa Lulus dari UGM

"Jadi kalau kemudian Pak Jokowi menyampaikan itu ke publik, saya kira sesuatu yang memang harus disampaikan. Karena kalau tidak, bakal berbahaya. Kebohongan, kenyinyiran, terus menerus dibangun bisa dipersepsikan sebagai kebenaran," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI