Ma'ruf Amin: Jokowi Hanya Meluruskan, Bukan Menyerang

Selasa, 05 Februari 2019 | 00:24 WIB
Ma'ruf Amin: Jokowi Hanya Meluruskan, Bukan Menyerang
Cawapres Maruf Amin saat berkunjug ke Ponpes Al Itqon, Semarang, Jateng. (Suara.com/Adam Lyasa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Calon Wakil Presiden nomor urut 01, Ma'ruf Amin menyikapi pidato pasangannya capres Joko Widodo yang dituding kerap menyerang capres nomor urut 02 Prabowo Subianto melalui pidato. Terkait tudingan itu, Ma'ruf menganggap pernyataan Jokowi itu hanya mengklarifikasi terkait isu-isu yang marak disebar kubu Prabowo.

"Pak Jokowi kritik apa? itu bukan kritik, tapi klarifikasi, menjernihkan, tidak begini tidak begitu (menyerang)," kata Ma'ruf Amin, saat berkunjung ke Pondok Pesantren Al Itqon Semarang, Senin (4/2/2019).

Menurut Ma'ruf, pidato Jokowi saat di Semarang adalah jawaban klarifikasi yang cerdas bahkan meluruskan kedustaan yang kian masif tersebar membodohi masyarakat.

Saat kunjungan di Semarang dua hari lalu, Jokowi dengan lantang berpidato membantah keras tuduhan yang kerap dilontarkan oleh Prabowo Subianto. Jokowi bahkan membalikan kembali dengan jawaban sindirian tajam soal antek asing, Indonesia bubar, sampai menjawab kedustaan Ratna Sarumpaet yang dianiaya, pada rival politiknya itu.

Baca Juga: Segera Dirilis, Benarkah Canon EOS R Terbaru Berharga 'Miring'?

"Mungkin istilahnya saja yang beda pemahaman. Masa pak Jokowi mengkritik, itu mengklarifikasi, meluruskan," ucap Ma'ruf.

Dia menegaskan, jika pernyataan Jokowi akhir-akhir ini adalah upaya klarifikasi dan menangkal hoaks. Ma’ruf juga menyampaikan agar dalam berkampanye tidak menggunakan black campaign untuk saling serang.

"Klarifikasi itu bagian penangkal hoaks, supaya ini (kampanye) tidak gunakan hoaks lah, jangan menggunakan cara yang tidak tepat dan isu-isu yang black campaign," tandasnya.

Di hadapan para santri Ponpes Al Itqon, Ma'ruf Amin juga berpesan agar para santri tidak ikut-ikutan dalam isu yang menjadikan Nahdlatul Ulama (NU) sasaran politik tidak baik.

"NU saat ini sering jadi sasaran politik, para santri tuntut ilmu dengan baik sebagai bekal untuk mengawal Negara Kesatuan Republik Indonesia," katanya.

Baca Juga: Bantah Soal Propaganda Rusia, Sandiaga Minta Jokowi Berhenti Menyerang

"Perpolitikan, nanti yang sudah besar tentu harus ikut dalam Pileg atau Pilpres dan memberikan suaranya jangan sampai tidak, pilih sesuai hati nuraninya. Karena NKRI harga mati," sambungnya.  

Kontributor : Adam Iyasa

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI