Suara.com - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Abdul Kadir Karding menepis soal pernyataan capres petahana Joko Widodo (Jokowi) soal telah 'Propaganda Rusia' bukan ditujukan kepada Rusia sebagai negara. Karding meminta pemerintah Rusia tidak salah paham atas ucapan yang disampaikan capres nomor urut 01 tersebut.
Karding menuturkan pernyataan Jokowi soal 'Propaganda Rusia' terkait dugaan adanya konsultan politik dari Rusia di kelompok politik tertentu. Adapun, strategi politiknya itu, yakni dengan menebarkan ketakutan, pesimisme dan kabar bohong atau hoaks di tengah masyarakat.
"Jadi yang dimaksud bukan Rusia-nya, tapi orang Rusia yang menjadi konsultan politik kelompok tertentu. Rusia adalah sahabat Indonesia," kata Karding kepada wartawan, Senin (4/2/2019).
Terkait hal itu, Karding menilai strategi politik dengan menebarkan ketakutan, pesimisme dan hoaks sangat berbahaya. Hal itu, kata Karding bisa memengaruhi masyarakat terutama dalam menentukan pilihannya di Pilpres 2019.
Baca Juga: Indra Sjafri Bakal Coret Pemain Usai Uji Coba Timnas Indonesia U-22
"Jadi kalau kemudian Pak Jokowi menyampaikan itu ke publik, saya kira itu sesuatu yang memang harus disampaikan karena kalau tidak berbahaya apa yang kebohongan, kenyinyiran, terus menerus dibangun bisa dipersepsi kebenaran politik yang berbahaya," ujarnya.
Sebelumnya, Kedutaan Besar Rusia di Indonesia menegaskan pemerintahnya tidak turut mencampuri Pemilu di Indonesia. Hal itu disampaikan Kedubes Rusia lewat akun resmi Twitter Kedubes Rusia @RusEmbJakarta pada, Senin (4/2/2019).
Lewat akun twitter resmi Kedubes Rusia di Indonesia @RusEmbJakarta, disebutkan bahwa istilah propaganda Rusia direkayasa pada tahun 2016 di Amerika Serikat dalam rangka kampanye pemilu presiden. Menurut pemerintah Rusia, istilah itu sama sekali tidak berdasarkan pada realitas.
"Kami menggarisbawahi bahwa posisi prinsipil Rusia adalah tidak campur tangan pada urusan dalam negeri dan proses-proses elektoral di negara-negara asing, termasuk Indonesia yang merupakan sahabat dekat dan mitra penting kami," tulis Kedubes Rusia.