Kedua, melemparkan pernyataan-pernyataan yang bentuknya partial truth, misleading claim, dan bahkan bohong dengan tujuan menghilangkan kepercayaan pada data objektif dan merusak kredibilitas sumber data. Ketiga, pernyataan itu dikeluarkan secara berulang-ulang dan terus-menerus sehingga menjangkau banyak orang.
Keempat, menuduh lawan politik melakukan kebohongan. Kelima, menyentuh sisi-sisi sentimen/emosional dengan menebar kebecian, keterancaman, dan ketakutan untuk membuat masyarakat bersikap konservatif.
Menuerut Ace, dengan membongkar strategi propaganda ala Rusia, Jokowi sedang mengingatkan rakyat agar tidak tertipu oleh model propaganda seperti itu. Ace menekankan bahwa ongkos yang dipertaruhkan akan sangat besar jika elite politik menghalalkan segala cara untuk mencapai kemenangan.
"Selain itu, Pak Jokowi memberi peringatan terhadap bahaya penggunaan propaganda seperti ini karena bisa memecah belah dan mengadu domba rakyat," katanya. (Antara)
Baca Juga: Jokowi Mau Rel Kereta Cibatu-Garut Aktif Kembali, Tapi Ini Nasib Warganya