Dua Penyidik Dianiaya karena Ikuti Gubernur Papua? Ini Kata Pemimpin KPK

Senin, 04 Februari 2019 | 14:06 WIB
Dua Penyidik Dianiaya karena Ikuti Gubernur Papua? Ini Kata Pemimpin KPK
Wakil Ketua KPK Saut Situmorang memberi keterangan saat konferensi Pers Operasi Tangkap Tangan (OTT) Pejabat Kementerian umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di Gedung KPK, Jakarta Selatan, Minggu (30/12). [Suara.com/Fakhri Hermansyah]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Ketua KPK Saut Situmorang angkat bicara mengenai  penganiayaaan dua penyidiknya di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat,  Sabtu (2/2) malam akhir pekan lalu. Saut menegaskan, meminta Polri menindak tegas pelaku penganiayaan.

"Pidana umumnya tentu kami harap Polri melakukan upaya agar kasusnya segera ke tingkat penyidikan, sambil menunggu korban selesai dioperasi karna hidungnya retak sehingga bisa dimintakan keterangan,” kata Saut, Senin (4/2//2019).

Saut mengatakan, akan menelisik apakah kasus penganiayaan terhadap dua penyidik termasuk dalam katagori sebagai menghalang-halangi kerja pemberantasan korupsi yang tengah ditangani oleh KPK.

Meski begitu, Saut belum dapat menyampaikan detail hasil analisis pemimpin KPK mengenai kasus tersebut. Sebab, tim dari KPK melalui Biro Hukum KPK bersama Polri masih melakukan penyelidikan.

Baca Juga: Mengantuk Usai Makan, Ini Alasan Ilmiahnya

"Saya melihat ada upaya kerja sama yang baik antara Biro Hukum KPK dengan Polri. Prosesnya masih berjalan. Doakan saja ini cepat bisa ditentukan, siapa-siapa saja yang terlibat.”

Untuk diketahui, Ketua DPRD Papua Yunus Yonda mengakui pegawai Pemda Papua "menangkap basah" petugas KPK.

Alasannya, petugas KPK membuntuti Gubernur Papua Lukas Enembe yang sedang melakukan rapat bersama Ketua DPRD Papua, anggota DPRD Papua Sekretaris Daerah (Sekda) dan sejumlah pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Hotel Borobudur pada Sabtu.

Petugas KPK bernama Muhammad Gilang W tersebut diketahui oleh Sekda Papua Hery Dosinaen yang melihatnya memotret Lukas Enembe.

Dia juga melihat ada percakapan WhatsApp pada ponsel penyidik KPK terkait kegiatan Lukas Enembe mengikuti rapat evaluasi bersama tim badan anggaran eksekutif, legislatif, dan Kementerian Dalam Negeri. Rapat itu, katanya, bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap APBD.

Baca Juga: PA 212 Merasa Dipersulit Saat Laporkan Ketua BTP Mania ke Polisi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI