Presiden Jokowi juga berencana mengangkat 17 ribu penyuluh THL TBPP dan Tenaga Teknis Pertanian lainnya menjadi ASN, yang akan dimulai pada awal Februari 2019.
"Buat kami (penyuluh), Bapak Jokowi adalah satu, Bapak Jokowi adalah presidenku, Bapak Jokowi memang tiada duanya," katanya.
Sekretaris Jenderal Forum Komunikasi Nasional THL TB, Baihaqi mengajak seluruh penyuluh pertanian untuk bersatu mewujudkan kedaulatan pangan Indonesia dan melanjutkan swasembada pangan nasional yang selama ini sudah dicapai Kementerian Pertanian, di bawah arahan Presiden Joko Widodo.
"Kita juga harus menjunjung tinggi integritas dan profesionalisme penyuluh sebagai ujung tombak pembangunan pertanian Indonesia. Terlebih, kita wajib mengembangkan kreativitas dan inovasi teknologi pertanian untuk meningkatkan daya saing," katanya.
Baca Juga: Kementan Minta Daerah Wujudkan Swasembada Pangan di Indonesia
Menurut Baihaqi, hanya melalui kerja keras Indonesia mampu mewujudkan kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani.
"Untuk itu, kita harus bahu membahu mendorong pemerintah mencapai swasembada tadi," katanya.
Sementara itu, dalam sambutanya, Presiden Jokowi mendukung upaya pengangkatan penyuluh menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Meski demikian, Jokowi mengaku akan memanggil lebih dulu Menteri Pendayagunaan Apartur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) untuk melihat aturan dan undang-undang supaya tidak berbenturan.
"Kita bicara apa adanya. Problem THL-TBPP kita selesaikan secara bertahap. Kita siapkan dulu payung hukumnya, agar tidak nabrak-nabrak undang-undang. Besok, saya akan panggil Menpan RB. Saya akan tanya aturannya seperti apa," katanya.
Di luar status kepegawaian mereka, Jokowi berpesan agar para penyuluh tetap mengawal dan mendampingi para petani dalam menjaga dan meningkatkan produksi pertanian. Presiden menyampaikan, Indonesia masih memiliki pekerjaan besar, terutama pada sektor pertanian.
"Untuk jagung sebagai contoh, kita sudah bisa menyetop impor 3,6 juta, dan kita kemarin tahun 2018, sudah ekspor jagung 380 ribu ton. Berarti kita sudah mengurangi impor sekitar 3,4 juta ton. Ini atas kerja keras bapak dan ibu dari THL-TBPP," pungkasnya.