Tetapi hal itu, kata dia, harus dilihat dengan seksama jangan sampai bertentangan dengan undang-undang.
"Kita lihat dulu UU memungkinkan enggak. Saya ngomong blak-blakan saya enggak mau ngomong manis-manis," katanya.
Ia berharap untuk tidak kemudian diminta menabrak aturan meski logikanya Indonesia masih kekurangan tenaga penyuluh pertanian.
"Jangan sampai saya disuruh nabrak regulasi dan UU. Saya pulang besok saya panggil Menpan RB peluangnya seperti apa. Nanti kalau tidak tabrak UU saya undang 17 ribu," katanya.
Baca Juga: Ogah Kasih Password, Sekdispar Tampar dan Jedotkan Bawahan ke Tembok
Ia juga mengingatkan bahwa Indonesia memiliki pekerjaan besar di bidang pertanian. Contohnya untuk urusan jagung pada 2014 impor Indonesia 3,6 juta ton, pada 2018 impor jagung kita 180 ribu ton.
"Artinya kita sudah mengurangi nyaris 3,4 juta ton impor jagung dari luar negeri. Itu keberhasilan bapak ibu dalam memperbaiki produksi. Tapi juga tolong diatur jangan sampai karena produksi melimpah tidak diatur tata waktu yang terjadi adalah harga yang anjlok. Hati-hati. Pengaturan seperti itu perlu dilakukan," katanya.
Pada kesempatan itu, Presiden berbicara di depan ribuan THL yang datang dari berbagai wilayah di Jawa Tengah.
Ia juga menyempatkan untuk berdialog dengan dua THL yang mengharapkan bisa diangkat sebagai ASN karena sudah lama mengabdi di lapangan.
Namun salah satu dari mereka mengeluhkan terkendala aturan usia yang harus di bawah 35 tahun agar bisa diangkat sebagai ASN.
Baca Juga: Sederet Fesyen Item Unik yang Harganya Bikin Sakit Maag Kambuh
"Kalau saya sih lebih suka yang sudah berpengalaman," kata Presiden Jokowi dan disambut tepuk tangan meriah.