Suara.com - Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Maruf Amin, Erick Thohir menyatakan jika mayoritas milenial atau anak muda usia 18-35 tahun di Indonesia percaya pada hasil kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Erick Thohir klaim apa yang dibangun pemerintah untuk membantu milenial.
Founder Mahaka Group itu menyebut, pembangunan infrastruktur Jokowi mampu menggugah daya kreatifitas dan produktifitas milenial dalam menciptakan persaingan bisnis global.
"Kembali kita percaya apa yang dibangun pemerintah membantu milenial. Sekarang Semarang-Solo tol satu jam, ke tempat lain tidak jauh," kata Erick Thohir dalam acara Ngobrol Bareng Erick Tohir, di Tavern Cafe Semarang, Minggu (3/2/2019).
Infrastruktur tol itu, lanjut Erick Thohir juga mempermudah milenial dan junior milenial dalam mobilitas, yang tadinya banyak macet dan membuat bermalas-malasan di rumah kini beraktifitas.
Baca Juga: JK Hadiri Rakornas Jenggala untuk Pemenangan Jokowi-Maruf
"Junior Milenial yang hobinya traveling atau yang membangun industri kreatif ini sangat diuntungkan," papar Erick Thohir.
Erick Thohir juga menyebut, pemerintahan Jokowi telah menyediakan akses jaringan internet yang merata di seluruh Indonesia. Milenial diharapkan memanfaatkan teknologi e-comerce dalam menjual produk.
"Internet gratis, manfaatkan kreatifitas e-comerce, Indonesia adalah market yang besar, milenial jangan jadi tujuan market saja tapi harus berhijrah menjadi produser, harus membangun mental anak muda untuk berkarya dan berkreatifitas," tutur Erick Thohir.
Pengusaha 48 tahun itu juga beberapa kali menyebut soal optimisme dan sempat meninggung soal Indonesia bubar. Menurutnya dengan optimisme, Indonesia Emas 2045 pasti terwujud.
"Itu yang kita percayakan pada kalian semua bahwa 100 tahun lagi Indoensia masih ada. Tahun 1928 pemuda Indonesia deklair duluan dan terbukti 1945 merdeka," tukas Erick Thohir.
Baca Juga: Sindir Ucapan Prabowo, Jokowi: Jangan Sampai Hoaks Masuk Desa
Erick Thohir pun menyemangati para anak muda milenial untuk menjadi generasi yang penuh optimis. Tidak tenggelam dalam informasi yang menyesatkan selama ini. Pria yang hobi berbisnis di bidang olahraga ini menyebut, ada kesamaan antara olahraga dengan persepsi politik, dalam membangun keoptimisan menjadi lebih baik.
"Olahraga itu persatuan, satu tim, ada optimisme yang kuat untuk menang kompetisi secara sportif. Di politik juga sama, kedua sisi harus baik, saling kasih semangat yang baik," kata Erick.
Erick mengaku prihatin dengan ucapan pihak lawan politiknya, Prabowo Subianto, yang justru mengarah pada pesan pesimisme pada genarasi muda. Terutama pernyataan memecah belah yang mengumbar prediksi bahwa Indonesia akan bubar di tahun 2030 mendatang.
"Harusnya bukan yang memecah belah yang hanya membawa pesimis. Kasih jalan yang baik, saling gotong royong menjadikan Indonesia lebih kuat lebih maju ketimbang negara lainnya," ucap Erick.
Pria yang sukses menyelenggarakan Asian Games 2018 itu, mengatakan Indonesia akan tetap ada sampai 100 tahun ke depan. Bahkan pada 2030, Indonesia akan mampu menjadi kekuatan empat besar ekonomi dunia.
"Pesan Pak Jokowi jelas, pembangunan terarah dan terstruktur, penguatan infrastruktur dan SDM, Indonesia dalam hitungan beliau akan mampu jadi kekuatan empat besar ekonomi dunia di 2030," terangnya.
"Kita bergerak optimis, bukan yang bubar punah, bukan yang pesimis-pesimis. Kita ini harus gotong royong. Kalian generasi kreatif, konfiden, ujung tombak dan tulang punggung bagi Indonesia," ucap Erick.
Erick berpesan, milenial harus bangun sikap optimistis dan gotong royong, ia menyarankan kepada generasi milenial untuk berani melakukan gerakan sosial. Mulai sektor agama, pendidikan, olahraga hingga ekonomi.
"Tentunya yang positif. Kita kan melihat sudah punya figur pemimpin yang kuat, pemerintah yang komitmen terhadap pembangunan infrastruktur," tukas Erick.
Dalam acara Ngobrol Bareng Erick Thohir itu dihadiri para pengusaha muda dan milenial. Turut datang juga Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi - Maruf Amin, Abdul Kadir Karding, pembina Satu Kita Jateng, Dico M Ganinduto, dan Chacha Frederica.
Kontributor : Adam Iyasa