Suara.com - Australia menanggung bulan terpanas yang tercatat mencapai rekor pada Januari, dan panas terik diperkirakan akan berlangsung hingga April, menurut biro cuaca negara tersebut, Jumat (1/2/2019).
Gelombang panas yang terekam di alat pengukur suhu di atas 40 derajat celsius selama beberapa hari terus-menerus di sejumlah wilayah, kebanyakan disebabkan oleh tekanan tinggi di pesisir tenggara yang menghalangi udara sejuk mengalir masuk, menurut Badan Meteorologi.
Musim hujan yang tertunda juga menyimpan dingin, kelembapan udara yang datang dari utara dan kecenderungan pemanasan telah mendorong suhu di Australia naik satu derajat celsius dalam sertarus tahun telah memberi kontribusi pada udara panas, kata Andrew Watkon, pakar iklim di lembaga tersebut.
Cuaca yang sangat panas bulan lalu memicu kelangkanan daya di sejumlah tempat dan menyebabkan tarif listrik melonjak, sementara terjadi kebakaran hutan yang merusak sejumlah rumah di Tasmania, pulau yang berada di selatan.
Baca Juga: Soal Video Viral #YangGajiKamuSiapa?, Rudiantara Akhirnya Buka Suara
"Untuk suhu tertinggi, terendah dan suhu yang sedang, bukan hanya menempatkan Januari yang terpanas melainkan Januari memecah rekor suhu terpanas, seperti pada 1910," kata Watkins dalam video di laman lembaga tersebut.
"Panas tersebut berpeluang terus berlangsung pada Februari, Maret dan April," ia menambahkan.
Suhu sedang pada Januari di seluruh negeri adalah 30 derajat celsius.
Dua negara bagian yang paling banyak penduduknya, New South Wales dan Victoria mencatar suhu tinggi dan rendah rata-rata dan suhu tinggi pada Januari.
Pada saat yang sama New South Wales mengalami bulan terkering, sedangkan Victoria mendapat kurang hujan dengan rata-rata kurang dari 20 persen tingkat rata-rata hujan ada Januari.
Baca Juga: Gadis Trauma Usai Tonton Video Porno, Ternyata Pemainnya Ibu dan Ayah
Tasmania yang sangat bergantung pada tenaga hidro mencatat rekor paling kering pada Januari, sedangkan Australia Barat mengalami saat paling kering sejak 2005.