Dilanda Krisis, 5.000 Orang Tinggalkan Venezuela Setiap Hari

Bangun Santoso Suara.Com
Jum'at, 01 Februari 2019 | 08:20 WIB
Dilanda Krisis, 5.000 Orang Tinggalkan Venezuela Setiap Hari
Sekelompok masyarakat Venezuela masuk perbatasan Kolombia tanpa izin. [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hampir 5.000 orang meninggalkan Venezuela setiap hari, kata juru bicara Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR).

Dalam satu taklimat di Markas Besar PBB, New York, Joung-ah Ghedini-Williams, mengatakan, rakyat Venezuela meninggalkan negeri mereka akibat "kondisi yang tidak stabil dan tidak menentu" di tengah krisis mengenai kepresidenan.

"Brazil, Kolombia, Ekuador dan Peru masih menjadi negara yang menerima jumlah paling banyak warga negara Venezuela," kata Ghedini-Williams, sebagaimana dikutip Kantor Berita Turki, Anadolu Jumat (1/2/2019) pagi.

Data UNHCR memperlihatkan tiga juta orang Venezuela telah meninggalkan negeri tersebut sejak 2015.

Baca Juga: Doa Prabowo Minta Dipanggil Tuhan Disambut Takbir

Pekan lalu, Juan Guaido, Ketua Majelis Nasional Venezuela --yang dipimpin oleh oposisi, mengumumkan diri sebagai presiden, tindakan yang segera didukung oleh Presiden AS Donald Trump, Kanada dan kebanyakan negara Amerika Latin.

Presiden Venezuela Nicolas Maduro dengan cepat bereaksi, dan memutuskan hubungan diplomatik dengan Washington serta menuduh AS mendalangi kudeta terhadap pemerintahnya.

Venezuela telah diguncang protes sejak 10 Januari, ketika Maduro diambil sumpahnya untuk masa jabatan kedua.

Segera setelah demonstrasi dan kerusuhan meletus di Venezuela, sedikitnya 268 pemrotes telah ditangkap di seluruh negeri itu sejak 21 Januari.

Tujuh wartawan juga telah ditangkap di Venezuela setelah demonstrasi di Ibu Kota Venezuela, Karakas, demikian laporan media setempat pada Kamis (31/1).

Baca Juga: Mahasiswa Ini Tewas Jatuh dari Balkon Hotel saat Asik Bermain Game

Menurut kantor berita nasional Spanyol, EFE, seorang juru kamera Kolombia yang bekerja untuk kantor berita tersebut --yang pergi untuk meliput peristiwan itu di seluruh negeri itu-- hilang pada Rabu pagi di ibu kota Venezuela.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI