Suara.com - Tak lama lagi, kebohongan wajah babak belur yang dikarang Ratna Sarumpaet bakal masuk ke persidangan. Kini aktivis sosial yang genap berusia 70 tahun itu harus meringkuk di penjara gara-gara merekayasa hoaks menjadi korban pemukulan.
Seiring bergulir waktu isu pemukulan yang ramai beredar di media sosial, banyak tokoh pun mengecam tindakan brutal yang menimpa Ratna. Namun fakta yang ditemukan polisi terkait beredarnya foto wajah lebam Ratna, berkata lain. Ternyata, wajah bonyok Ratna yang sempat viral itu karena imbas dari bedah plastik wajah yang dijalani Ibu kandung artis Atiqah Hasiholan itu di Rumah Sakit Khusus Bedah Bina Estetika di kawasan Jakarta Pusat.
Suara.com memcoba merangkum kisah perjalanan kasus hoaks Ratna Sarumpaet hingga akhirnya harus menyandang status tersangka dan terancam hukuman pidana 10 tahun penjara karena dianggap melanggar Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Awal Hoaks Wajah Babak Belur Ratna
Baca Juga: Hadapi Arema FC, Pelatih Persita Siapkan Strategi Menyerang
Kabar bohong menjadi korban pemukulan pelaku misterius berawal dari beredarnya foto Ratna dengan wajah penuh lembab di jejaring sosial, Twitter. Aksi pengeroyokan yang dialami Ratna baru mendadak heboh setelah akun @ayuning_2 menyebar foto Ratna yang wajahnya bengkak sampai sulit dikenali. Akun itu menyebut Ratna masih trauma berat akibat pemukulan pelaku misterius.
"Ibu Ratna Sarumpaet dalam kondisi babak belur pagi ini, Rumah Sakit masih diRahasikan karena beliau masih dalam kondisi Trauma berat dipukuli beberapa Orang. Ya Rabb, siapapun mereka baik dalang maupun pelaku nya Matikan mereka dalam kehinaan yang sehina hinanya," kicaunya, Selasa (2/10/2018) pagi.
Rachel Maryam , Politisi Partai Gerindra yang juga mantan artis, membenarkan jika Ratna Sarumpaet dipukul sampai babak belur. Bahkan Rachel Maryam mengatakan Ratna Sarumpaet trauma dan ketakutan.
"Setelah dikonfirmasi, kejadian penganiayaan benar terjadi. Hanya saja waktu penganiayaan bukan semalam melainkan tanggal 21 kemarin. Berita tidak keluar karena permintaan bunda @RatnaSpaet pribadi, beliau ketakutan dan trauma. Mohon doa," kata Rachel Maryam.
Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean mengiyakan jika Ratna Sarumpaet dipukuli. Namun, Ferdinand tak merinci soal insiden pemukulan itu karena Ratna Ratna masih menjalani perawatan di sebuah rumah sakit.
Baca Juga: Direkrut Newcastle, Pemain Paraguay Ini Catat Rekor Transfer Klub
"Saya belum bisa komentar. Sekarang Ratna sedang dirawat. Sabar," kata Ferdinand saat dihubungi Suara.com, Selasa (2/10/2018).
Polisi pun sempat dibuat kelimpungan terkait ramainya kabar Ratna dipukuli pelaku misterius di kawasan Bandung, Jawa Barat.
Direktur Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jawa Barat Kombes Umar Surya Fana mengaku sudah mengecek sejumlah rumah sakit sejak beredar kabar Ratna babak belur akibat dikeroyok. Namun, setelah dilakukan penyelidikan, polisi belum menemukan data pasien atas nama Ratna Sarumpaet di rumah-rumah sakit di Jawa Barat.
Dari Mengecam hingga Berbalik Merasa Dikibuli Ratna
Calon Presiden Prabowo Subianto sangat kecewa saat mengetahui adanya tindakan kekerasan yang dialami Ratna Sarumpaet. Prabowo menyebut aksi penyerangan itu sebagai tindakan pengecut .
"Menurut kami suatu tindakan yang represif. Tindakan yang jelas melanggar hak asasi manusia, bahkan menurut saya ini tindakan pengecut," kata Prabowo di kediamannya, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Selasa (2/10/2018).
Ketika itu, Prabowo sendiri telah bertemu dengan Ratna dengan didampingi oleh Amien Rais serta Fadli Zon. Dalam keadaan wajah yang masih bengkak, Ratna Sarumpaet menceritakan kronologis kejadian tersebut.
Dalam pertemuan itu, Ratna beserta keluarganya pun masih dibalut rasa trauma dan takut karena selalu ingat atas ancaman yang disasarkan kepadanya. Hal itu membuat Ratna enggan melaporkan ke pihak kepolisian.
Namun, dengan tegas Prabowo tidak ingin membiarkan peristiwa tersebut lewat begitu saja. Dirinya bersama BPN berencana akan mengadakan pertemuan dengan Kapolri RI Tito Karnavian untuk menuntaskan kasus persekusi itu.
"Saya bersama tokoh badan pemenangan kita dari Koalisi Indonesia Adil dan Makmur, dalam waktu dekat berencana menghadap Kapolri dan pejabat lain untuk membicarakan masalah ini," pungkasnya.
Terungkapnya kebohongan Ratna oleh kepolisian menjadi hal yang mengejutkan buat kubu Prabowo. Bahkan, Cawapres Sandiaga Uno merasa dikibuli habis-habisan terkait hoaks yang dirangkai Ratna Sarumpaet. Sandiaga pun tak habis pikir jika Ratna sampai nekat merangkai kebohongannya. Saking merasa dikecewakan, Sandiaga bahkan mengikut kembali peristiwa saat mobil perempuan itu diderek perugas Dinas Perhubungan DKI karena parkir di tepi jalan Taman Tebet, Jakarta Selatan, bulan April 2018.
"Saya syok. Saya kan dengan Ibu Ratna ini sudah berkali-kali satu kubu. Terus, sewaktu insiden mobilnya itu, dia menyerang saya,” kata Sandiaga Uno di Posko Melawai, Jalan Melawai Raya, Jakarta Selatan, Kamis (4/10/2018).
Dari Oplas Berujung Penjara
Misteri foto bonyok Ratna Sarumpaet bonyok yang diklaim karena dianiaya sejumlah orang misterius, akhirnya terungkap. Fakta itu terkuak setelah polisi mendapat adanya kejanggalan dari foto lebam yang ramai di media sosial. Ternyata foto lebam itu bukan karena dikeroyok melainkan setelah Ratna menjalani operasi sedot lemak di Rumah Sakit Kesehatan Bina Santika selama 4 hari terhitung sejak 21 hingga 24 September 2018.
Setelah dilakukan penyidikan yang mendalam, akhirnya polisi menetapkan Ratna Sarumpaet sebagai tersangka terkait kasus penyebaran hoaks di media sosial. Polisi lalu melakukan penangkapan terhadap Ratna saat sedang berada di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng pada Kamis (4/10/2018) malam. Ratna dibekuk saat hendak bertolak ke Chile. Dari penangkapan itu, Ratna pun mulai meringkuk di rumah tahanan Polda Metro Jaya. Dalam kasus ini,
Minta Maaf ke Prabowo, Ratna Diminta Mundur dari Jurkamnas
Ratna Sarumpaet meminta maaf kepada publik, maupun sejumlah tokoh politik, karena menyebar kebohongan alias hoaks mengenai dirinya menjadi korban penganiayaan sejumlah orang misterius. Secara khusus, Ratna juga meminta maaf kepada sejumlah tokoh terutama kepada Prabowo Subianto yang dianggap sempat membelanya gara-gara peritiwa foto lebam yang diduga akibat dipukuli.
"Saya memohon maaf kepada Pak Prabowo, yang tulus membela saya, membela kebohongan yang saya buat,” tuturnya sembari menangis dalam konferensi pers di kediamannya, Jalan Kampung Melayu Kecil 5 No 24, Jakarta Selatan, Rabu (3/10/2018).
Terkait kebohongan itu, Prabowo meminta Ratna Sarumpaet untuk mundur dari jabatan anggota Juru Kampanye Nasional (Jurkamnas) Badan Pemenangan Nasional.
"Bahwa saya meminta Ratna Sarumpaet untuk mundur dari Badan Pemenangan Nasional," kata Prabowo di kediamannya di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (3/10/2018).
Meski merasa ikut ditipu, Prabowo tetap menghormati pribadi Ratna Sarumpaet. Dirinya berpendapat jika Ratna merupakan sosok yang terkenal selalu membela kaum tertindas.
"Oleh sebab itu, saya hormat pada beliau. Bisa dikatakan saya sangat sayang pada beliau secara pribadi," tutur Prabowo.
Dibisiki Setan dan Akui Pencipta Hoaks Terbaik
Mengenai hoaks pemukulan tersebut, Ratna Sarumpaet mengaku sengaja berbohong karena wajahnya yang lebam setelah operasi sedot lemak dipertanyakan oleh anak-anaknya. Karena bingung, kemudian Ratna Sarumpaet membohongi anak-anaknya bahwa dirinya telah dipukuli orang.
Menurutnya, ide merangkai cerita palsu itu diberikan oleh “setan”.
"Tidak ada penganiayaan. Itu cerita khayalan yang entah dihembuskan oleh setan mana kepada saya."
Bukannya dihentikan, Ratna Sarumpaet malah melanjutkan kebohongan tersebut sampai akhirnya terbentuk informasi jika foto lebam yang viral itu kerena akibat dirinya dikeroyok. Lantaran menimbulkan kegaduhan akibat rekayasa oplas itu, Ratna pun mengaku pantas diberikan penghargaan sebagai pencipta hoaks terbaik.
"Kali ini saya pencipta hoax terbaik ternyata. Menghebohkan sebuah negeri. Mari kita semua mengambil pelajaran dari kejadian ini juga kawan-kawan."
Setelah Ratna, Polisi Bidik Calon Tersangka Baru
Polisi masih berpeluang untuk menjerat tersangka baru dalam kasus tersebut.
Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono, kemungkinan adanya tersangka baru itu lantaran polisi masih mengembangkan kasus hoaks Ratna. Dalam kasus ini, aparat Polda Metro Jaya telah dilimpahkan penahanan Ratna dan barang bukti ke Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan agar segera disidangkan.
"Untuk tersangka baru kemungkinan bisa terjadi. Semua bisa terjadi tapi tergantung pengembangan," kata Argo di Polda Metro Jaya, Kamis (31/1/2019).
Namun, Argo tak menjelaskan lebih jauh terkait adanya potensi tersangka baru dalam peristiwa penganiayaan yang direkayasa Ratna. Alasannya, hal itu tergantung dari temuan baru tim penyidik yang menangani kasus tersebut.
"Tentu saja penyidiklah yang akan melakukannya," ujarnya