Longsor di Lebak, Tanah Retak Hampir 100 Meter, Satu Rumah Ambruk

Minggu, 27 Januari 2019 | 17:34 WIB
Longsor di Lebak, Tanah Retak Hampir 100 Meter, Satu Rumah Ambruk
Penampakan satu rumah warga di kawasan Lebak, Banten yang mengalami ambles. (Bantennews.co.id)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bencana tanah longsor di Kampung Muara Pasir RT 8, RW 3, Desa Muaradua, Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak menyebabkan satu rumah warga ambruk dan beberapa rumah warga lainnya ikut terdampak longsor.

Kepala Desa Muaradua, Jakaria mengatakan bencana tanah longsor tidak menimbulkan korban jiwa, hanya menyebabkan kerugian materi akibat bangunan rumah rusak.

“Alhamdulillah tidak ada korban jiwa dan korban yang rumah bagian dapurnya ambruk untuk sementara ini mengungsi ke rumah ibunya,” kata Jakaria seperti dikutip Bantennews.co.id--jaringan Suara.com, Minggu (27/1/2019).

Menurutnya, amblasnya tanah sedalam 4 hingga 5 meter itu terjadi setelah hujan deras mengguyur Muaradua beberapa waktu terakhir.

Baca Juga: Dari 2 Miliar Pengguna Facebook, 50 Persennya Ternyata Akun Palsu?

"Kejadiannya sekitar jam 06.00 WIB yang diakibatkan oleh intensitas hujan yang sangat deras mengguyur wilayah kami,” terang Jakong panggilan akrab Kades Muaradua.

Menurutnya, rumah yang mengalami kerusakan akibat peristiwa longsor itu kini telah diungsingkan ke wilayah yang aman.

"Untuk sementara rumah jangan ditempati dulu, khawatir terjadi longsor kembali, karena letak rumah berada di pinggir sungai Ciujung," ujarnya.

Jakong menambahkan, kawasan tanah longsor tersebut mengancam bagi rumah warga lainnya yang berada di pinggiran sungai Ciujung. Longsor itu, lanjut Jakong mengakibatkan tanah amblas sedalam 4 hingga 5 meter dengan panjang 50 meter sedangkan keretakan tanah sepanjang 100 meter.

"Ada beberapa rumah warga yang rawan terkena bencana karena posisinya berada di pinggiran sungai Ciujung,” katanya.

Baca Juga: Menangi Perang Saudara, Kevin / Marcus Pertahankan Gelar Indonesia Masters

Untuk itu, lanjut Jakong, dengan kejadian ini pihaknya berharap kepada pemerintah untuk membantu warga yang menjadi korban tanah lonsor dan membangun tembok penahan tanah (TPT) di sepanjang tempat kejadian bencana.

Sementara itu, Uki, korban yang rumah bagian dapurnya ambruk berharap pemerintah dapat membantu dan membangun TPT di pinggir sungai Ciujung agar kejadian tanah longsor atau amblas tidak terjadi lagi.

Dia mengatakan, adanya pergeseran tanah itu sudah terjadi pada hari Kamis kemarin dan pada hari Minggu (27/2019) pagi pukul 06.00 WIB baru terjadi longsor. Tidak ada korban jiwa, hanya bagian dapur rumah yang mengalami kerusakan parah.

"Kami sekeluarga sudah khawatir dan was-was. Kami mengungsi ke rumah orang tua. Saya berharap pemerintah dapat membantu dan membangun TPT agar bencana tanah longsor tidak terjadi kembali," kata Uki.

Sumber: Bantennews.co.id

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI