Janda Diperkosa, Dibunuh, Mayatnya Diperkosa Lagi, Ditelanjangi dan Dibakar

Reza Gunadha Suara.Com
Kamis, 24 Januari 2019 | 17:09 WIB
Janda Diperkosa, Dibunuh, Mayatnya Diperkosa Lagi, Ditelanjangi dan Dibakar
Inah Antimurti, korban pemerkosaan yang hangus terbakar dan leher terikat kawat di atas kasur busa pada area persawahan Desa Sungai Rambutan, Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan. [Suara.com/Andhiko Tungga Alam]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kehidupan Inah Antimurti, janda muda berusia 20 tahun dan memunyai seorang anak, terpaksa berakhir tragis akibat ulah 5 orang lelaki keji.

Inah diperkosa oleh para pelaku kemudian dibunuh. Setelah menjadi mayat, Inah tetap menjadi korban pemerkosaan, sebelum dibakar hingga gosong oleh para pelaku di atas kasus busa.

Empat dari lima tersangka pemerkosaan dan pembunuhan Inah di Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, berhasil dibekuk aparat kepolisian, Rabu (23/1) kemarin.

Para tersangka yang sudah ditangkap yakni Abdul Malik alias Tete (22), Feri (30), FB (16), dan DP alias Yoga (16). Sementara pelaku yang masih buron berinisial AS.

Baca Juga: Lurah Ungkap Agama Bripda Puput saat Daftar Nikah dengan Ahok

Salah satu tersangka Abdul Malik alias Tete mengakui, sempat memerkosa Inah setelah perempuan malang itu tewas.

Setelahnya, mereka membakar mayat Inah di atas kasur di area persawahan Desa Sungai Rambutan Kecamatan Indralaya Utara, Ogan Ilir (OI), Minggu (20/1) akhir pekan lalu.

”Dia ditelepon AS untuk datang ke rumah kontrakan di Desa Talang Taling, Kecamatan Gelumbang, Kabupaten Muaraenim . Kami sedang pesta sabu,” kata Tete.

Menurutnya, pelaku AS yang berencana melakukan hubungan badan dengan korban di kamar. AS memang memaksa Inah bersetubuh sebagai ganti uang Rp 1,5 juta yang dipinjam.

Tapi karena Inah menolak, AS memerkosa Inah di atas ranjang rumah kontrakannya.

Baca Juga: Disingkirkan Juara Dunia, Praveen / Melati Klaim Kalah Start

”Saat itu, saya hanya diminta memegangi kaki korban. Saat itu korban masih hidup,” tutur Tete di RS Bhayangkara.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI