Suara.com - Puluhan keluarga korban pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh memilih bertahan di posko pencarian Hotel Ibis, Cawang, Jakarta Timur. Padahal mereka sudah diusir untuk meninggalkan hotel mulai Rabu (23/1/2019) pukul 12.00 WIB.
Perwakilan keluarga korban, Anton Sahadi mengatakan, sekitar 30 keluarga korban tetap bertahan di Hotel Ibis meski sudah tidak mendapatkan jatah kamar karena kontrak antara manajemen Hotel Ibis dan Lion Air sudah habis mulai hari ini.
"Posko kami tetap di Ibis, kami tetap bertahan di situ, enggak tahu sumber dananya dari mana, walaupun kami tidak dikasih kamar, di selasar dan parkiran pun kami tetap akan bertahan di sini," kata Anton saat dihubungi Suara.com, Rabu (23/1/2019).
Menurut Anton, hingga saat ini belum ada kejelasan dari pihak manajemen Lion Air terkait kelanjutan posko keluarga korban.
Baca Juga: Prabowo - Sandiaga Laporkan Tabloid Indonesia Barokah ke Bawaslu
"Belum ada kejelasan sama sekali, makin kacau saja, tapi kami tetap akan bertahan di sini, mencari jalan, mengingat konsistensinya mereka untuk bertanggung jawab sampai selesai, ini belum selesai, kenapa dia (Lion Air) cabut fasilitas," jelas Anton.
Anton menduga pihak Lion Air sudah tidak memperhatikan keluarga korban yang masih berharap jenazah keluarganya dievakuasi dari dasar laut semenjak Cockpit Voice Recorder (CVR) ditemukan pada Senin (14/1/2019) pekan lalu.
"Apa karena sudah ketemu CVR itu, terus tidak jadi prioritas keluarga kami?" Ujarnya.
Seperti diketahui, proses pencarian dan identifikasi sudah resmi dirampungkan sejak Jumat (23/11/2018). Tim Disaster Victim Identification (DVI) baru berhasil mengidentifikasi 125 dari total 189 penumpang pesawat nahas tersebut.
Artinya, masih ada 64 korban yang hingga saat ini masih berada di dalam laut perairan Karawang, Jawa Barat sejak pesawat Lion Air itu jatuh pada 29 November 2018.
Baca Juga: Nilai Semester Jeblok Diduga Jadi Pemicu Mahasiswa UBM Lompat Bunuh Diri