Suara.com - Rosita (28), seorang ibu rumah tangga di Tangerang yang tega menganiaya hingga tewas anak bayi kandungnya QR (1,5 tahun), sempat sedih dan terpukul. Hal itu terlihat saat dirinya mengetahui anak keduanya itu telah dimakamkan.
Kondisi psikologis Rosita diungkap oleh Psikolog dari P2TP2A Kota Tangerang, Nurhasanah. Menurutnya wajar ketika seorang ibu merasa sedih dan terpukul ketika tahu anak bayinya tewas dan sudah dikubur tanpa kehadiran dirinya.
"Kalau ekspresi kelihatan sedih ketika diperlihatkan jenazahnya sudah dikubur,” kata Nurhasanah, di Mapolsek Jatiuwung, Selasa (22/1/2019).
Dia mengatakan, Rosita yang kini tersangka memiliki kepribadia tertutup. Menurutnya, hingga pemeriksaan terakhir, Rosita belum terbuka dengan pihaknya.
Baca Juga: Rombongan Bule Nekat ke Gunung Anak Krakatau Diduga Via Anyer
"Tadi saya sudah periksa sedikit, walaupun belum terbuka lebih jauh. Bahwa dia individu yang sebetulnya tidak mampu melakukan hubungan sosial secara baik, intinya seperti itu," jelas Nurhasanah seperti dilansir dari Bantennews.co.id.
Meski demikian, pemeriksaan tersebut masih proses awal dan belum dilakukan pemeriksaan kejiwaan lebih lanjut.
"Nanti akan ada pemeriksaan selanjutnya. Ada pemeriksaan secara komplit. Akan kami berikan hasilnya ke pihak Polsek Jatiuwung," ujar Nurhasanah.
Sebelumnya, lantaran kesal dengan mantan suami keduanya, Rosita tega menganiaya bayi perempuannya QR hingga akhirnya meninggal dunia.
Dendam dan sakit hati dengan bapak kandung, menjadi alasan Rosita (28) tega menganiaya bayi malang bernama lengkap Quina Latisa Ramadhani.
Baca Juga: Dihamtam Ombak Tinggi, Kapal Tongkang Lepas Kendali, 16 Pekerja Terjebak
Kapolsek Jatiuwung Kompol Eliantoro Jalmaf mengatakan, tersangka menganiaya balita perempuan tak berdosa itu karena sakit hati dengan ayah kandung korban yang kini berstatus mantan suaminya.