Suara.com - Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean menilai sistem tata negara yang dikelola pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi sangat amburadul. Bahkan Ferdinan menyebutkan salah satu contoh amburadulnya tata negara tersebut, yakni sikap plin-plan pemerintah soal pembebasan narapidana terorisme Abu Bakar Baasyir.
"Ini sesungguhnya sangat kita sayangkan sekali ya, ini membuktikan pemerintahan Jokowi ini paling amburadul dalam sisi ketatanegaraan, tata pemerintahan, administratur negaranya buruk sekali, manajemennya buruk sekali," kata Ferdinand di Prabowo - Sandiaga Media Center, Jalan Sriwijaya I, Jakarta Selatan, Selasa (22/1/2019).
Diketahui, Jokowi pernah mengumumkan telah membebaskan Abu Bakar Baasyir tanpa syarat dengan alasan kemanusiaan. Namun, kekinian pemerintah melalui Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly belum mau membebaskan lantaran ada syarat yang harus dipenuhi Abu Bakar Baasyir.
Terkait dengan pembatalan yang dilakukan pemerintah tersebut dinilai Ferdinand disebabkan oleh adanya tekanan dari pihak asing. Pihak asing menurut Ferdinand juga menaruh perhatian, meskipun tidak secara terbuka, namun pihak asing tersebut melayangkan protes pasca mendengar adanya upaya pembebasan Abu Bakar Baasyir.
Baca Juga: KPU Larang Penonton di Belakang Capres - Cawapres, BPN: Kami Sih Anteng
"Saya tahu pihak asing begitu menekan pemerintah kita atas pembebasan ustaz Abu Bakar Baasyir sehingga kebijakan yang sudah disampaikan langsung oleh presiden itu berubah dari semula akan dibebaskan dengan alasan kemanusiaan," ujarnya.
Selain itu, Ferdinand juga melihat kalau Jokowi hanya berkepentingan untuk meraup suara umat muslim dari keputusannya membebaskan Abu Bakar Baasyir. Namun di sisi lain, kata dia pemerintah Jokowi kini harus menerima serangan-serangan dari pihak asing yang protes adanya pembebasan Abu Bakar Baasyir. Terkait hal itu, Ferdinand menyimpulkan kalau Jokowi menaruh kepentingan elektoral di atas keperluan negara.
"Ternyata sekarang berbenturan dengan kepentingan-kepentingan lain, artinya saya melihat Pak Jokowi meletakkan kepentingan elektabilitasnya di atas kepentingan negara, makanya ini terjadilah simpang siur begini," pungkasnya.
Baca Juga: Anies Minta Ribuan Korban Kebakaran Tomang Utara Lapor Kerugian