Head to Head, BPN Usulkan Debat Jokowi dan Prabowo ala Tarung Bebas

Selasa, 22 Januari 2019 | 20:15 WIB
Head to Head, BPN Usulkan Debat Jokowi dan Prabowo ala Tarung Bebas
Wakil Ketua BPN Prabowo - Sandiaga, Priyo Budi Santoso. (Suara.com/Ria Rizki)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi dan Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto akan berhadapan atau head to head dalam debat Pilpres kedua yang digelar 17 Februari mendatang. Terkait debat kedua itu, Badan Pemenangan Nasional (BPN) mengusulkan agar acara debat diselenggarakan dengan format tarung bebas atau free fight.

Wakil Ketua BPN Prabowo - Sandiaga, Priyo Budi Santoso mengungkapkan bahwa debat yang bertemakan energi, pangan, sumber daya alam, dan lingkungan hidup itu Prabowo dan Jokowi akan bertarung mengeluarkan pesona agar terpilih menjadi presiden. Dalam kesempatan itu, Priyo mengusulkan kalau Jokowi dan Prabowo dibebaskan untuk menyampaikan visi-misinya.

"Kalau diperlukan kami menawarkan format debat free fight, tarung bebas di antara pihak-pihak, karena debat kedua ini head to head antara Pak Prabowo dan Pak Jokowi, calon presiden pemimpin republik ini," kata Priyo dalam Koalisi Berbicara 'Cuma Janji atau Indonesia Menang' di Prabowo-Sandi Media Center, Jalan Sriwijaya I, Jakarta Selatan, Selasa (22/1/2019).

Priyo mengatakan bahwa dalam debat selanjutnya, BPN menginginkan agar para capres bisa menunjukkan segala impian-impiannya kepada masyarakat. Tentunya, kata dia, usulan skema tarung bebas itu tidak keluar dari koridor-koridor yang ditentukan Komisi Pemilihan Umum selaku penyelenggaran debat capres-cawapres.

Baca Juga: Pemerintah Pastikan Tidak Membebaskan Abu Bakar Baasyir

"Kami memimpikan beliau bisa mengeksplorasi tekad-tekad dan mimpi-mimpi besar. Ayo tarung bebas, free fight, tetapi tetap dalam koridor yang disetujui oleh kedua belah pihak," ujarnya.

Priyo juga menambahkan kalau usulan debat dengan format free fight tersebut diajukan untuk menjawab keraguan masyarakat pasca debat pertama di mana ada capres yang membawa contekan.

"Ini debat pemimpin besar negeri yang begitu majemuk, dengan berbagai warna suku. Tidak enak kita melihat, kemudian tertangkap kamera, calon pemimpin negara ini menjawab hanya membaca contekan," pungkasnya.

Baca Juga: Bak Putri Kayangan, Intip 5 Potret Maternity Selvi Kitty

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI