Suara.com - Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo dinilai sengaja tampil lebih agresif ketimbang Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto saat debat capres - cawapres beberapa waktu lalu. Hal itu dilihat sebagai tameng Jokowi agar dirinya tidak diserang dengan sejumlah kasus mandek selama menjabat sebagai presiden.
Penilaian itu diungkapkan dosen Komunikasi Universitas Indonesia (UI), Eman Sulaiman. Menurutnya, Jokowi sengaja lebih agresif dalam debat agar Prabowo tak mencari-cari celah kelemahan seperti tak menyinggung soal mandeknya kasus penyiraman air keras yang menimpa penyidik KPK Novel Baswedan.
"Nah ini kemungkinan pak Jokowi, pertama mungkin itu ciri beliau dan kedua untuk menutupi bahwa petahana memiliki kekurangan. Dari segi hukum contoh misal dari kasus penegakan HAM, misal kasus Novel Baswedan," kata Eman dalam diskusi bertajuk 'Debat Pilpres Perdana Antara Gaya Atau Substansi' di Prabowo - Sandiaga Media Center, Jalan Sriwijaya I, Jakarta Selatan, Senin (21/1/2019).
Dia menilai Jokowi telah menyadari kalau dirinya akan diserang dengan sejumlah contoh kasus yang tidak berjalan dalam pemerintahannya. Oleh karena itu, Jokowi lebih tampil garang dan menyerang Prabowo bahkan dengan contoh kasus yang menurutnya tidak substantif.
Baca Juga: KPPU Serius Telisik Dugaan Kartel Tarif Tiket Pesawat
"Sadar itu merupakan titik lemah beliau sehingga ditutupi, supaya pertanyaan itu tidak muncul akhirnya kubu 01 ini lebih banyak menyerang Prabowo dan melindungi aparatur pemerintahannya," ujarnya.
"Jadi Pak Jokowi lebih banyak menyerang untuk menutupi kekurangannya terutama selama empat tahun," pungkasnya.