Suara.com - Abu Bakar Baasyir, narapidana kasus terorisme yang segera dibebaskan atas perintah Presiden Jokowi, ternyata masih mengidam-idamkan membangun Indonesia berdasarkan ideologi Islam.
Hal tersebut diungkap kuasa hukum Baasyir, Achmad Michdan saat ditemui di kawasan Fatmawati, Jakarta Selatan, Senin (21/1/2019).
"Saya pikir, ideologi Pak Ustaz ini lebih pada kecintaannya lebih ke Islam. Itu prinsip dia, Indonesia diatur secara Islam. Itu benar. Sepanjang dilakukan secara konstitusional, saya pikir tak masalah,” tutur Achmad.
Ia mengatakan, menjelang hari pembebasan, Abu Bakar Baasyir dalam ceramahnya tetap menyatakan Indonesia akan lebih baik kalau dijalankan sesuai ideologi Islam.
Baca Juga: Edy Rahmayadi Mundur Sebagai Ketum PSSI, Fahri Hamzah: Pesan buat Jokowi
Namun, dirinya mengakui Abu Bakar Baasyir tidak pernah terlibat dalam aksi teror yang selama ini terjadi di Indonesia. Bahkan kliennya mengutuk keras aksi teror tersebut.
"Dia pernah bilang, seandainya aksi teror itu dikonsultasikan dengan saya (Abu Bakar Ba'asyir), pasti saya cegah, pasti saya larang. Artinya beliau melarang aksi terorisme," tegasnya.
Tolak Teken Syarat
Achmad Michdan menjelaskan, kliennya diharuskan menandatangani surat ikrar untuk tunduk kepada NKRI sebagai syarat pembebasannya. Surat tersebut terbagi dalam tiga poin yang menjadi satu kesatuan surat perjanjian.
"Jadi begini, surat itu dalam satu bundel sekaligus. Surat pertama mengakui kalau dia bersalah, kedua menyesali perbuatan itu dan tidak mau mengulangi lagi. Baru setelahnya ada surat kesetiaan kepada NKRI, kepada Pancasila," ujarnya.
Baca Juga: Napi Lapas Lampung Paksa Istri Siaran Langsung Bersetubuh dengan Ayahnya
Semua poin dalam surat itu ditolak oleh kliennya. Terutama poin pertama yang menyatakan Abu Bakar Baasyir harus mengakui semua perbuatannya pada masa lalu.