Suara.com - Pakar Komunikasi Universitas Indonesia (UI) Eman Sulaiman menilai kalau debat perdana capres - cawapres tidak berhasil memuaskan masyarakat Indonesia. Pasalnya, kata dia ada salah satu capres yang ketika debat hanya disibukkan dengan mencontek jawaban yang telah disiapkan.
"Debatnya tidak berjalan natural jawabannya yang diberikan oleh masing-masing capres tidak mencerminkan siapa dirinya karena jawaban yang diberikan itu, karena ada satu capres yang membawa contekan," ungkap Eman dalam diskusi bertajuk 'Debat Pilpres Perdana Antara Gaya Atau Substansi' di Prabowo - Sandiaga Media Center, Jalan Sriwijaya I, Jakarta Selatan, Senin (21/1/2019).
Eman mengungkapkan bahwa Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah salah dalam menetapkan satu keputusan untuk debat yakni memberikan kisi-kisi kepada capres - cawapres sebelum acara perang argumentasi itu digelar.
"Antiklimaks karena mungkin kesalahan dari KPU di mana sebelumnya kita sudah mendengarkan kabar bahwa acara debat itu pertanyaannya sudah dibuatkan kisi-kisi," sambungnya.
Baca Juga: Abu Bakar Ba'asyir Tak Bebas Kalau Tak Mau Tandatangani 3 Surat Ini
Selain itu, Eman juga menilai kalau Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto terlalu sopan saat menghadapi lawannya yakni Capres nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi. Padahal menurut Eman, Prabowo bisa menggempur Jokowi dengan persoalan-persoalan yang muncul pada pemerintahan Jokowi.
"Pak Prabowo terlalu santun, elok dan terlalu menghargai petahana. Harusnya oposisi yang lebih agresif dan melawan membuka keborokan dan kekurangan petahana selama empat tahun sehingga masyarakat tahu bahwa petahana harus diganti," ujarnya.
"Jadi, harusnya kubu pak Prabowo misalnya harus mulai dari ini loh kondisi negara saat ini, dari hukum kurang, dari Hak Asasi Manusia (HAM) kurang, dari segi birokrasi kurang, karena itu beliau akan menjadi presiden dan mampu menutupi kekurangan-kurangan tersebut," pungkasnya.