Suara.com - Memasuki musim penghujan, Pemprov DKI Jakarta menaikkan fase Kejadian Luar Biasa (KLB) demam berdarah ke tingkat waspada. Sebab, di musim penghujan awal 2019 ini diprediksi akan mengalami peningkatan penyebaran penyakit demam berdarah di Ibu Kota.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, perubahan iklim sangat berpengaruh terhadap perkembangan nyamuk yang dapat menularkan virus dengeu dan menyebabkan penyakit Demam Berdarah Dengeu (DBD). Widyastuti pun meminta agar warga dapat meningkatkan kewaspadaan.
"Kami harap warga juga ikut berpartisipasi aktif melakukan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) agar lingkungan bebas dari jentik nyamuk," kata Widyastuti saat dihubungi, Senin (21/1/2019).
Berdasarkan sistem surveilans berbasis web milik Dinkes Provinsi DKI Jakarta, memasuki awal 2019 telah tercatat sebanyak 111 kasus DBD. Namun, tidak terdapat adanya kematian dari kasus tersebut. Angka tersebut diprediksi bisa mengalami peningkatan saat memasuki musim penghujan.
Baca Juga: Kemenkes Tetapkan 160 Kabupaten/Kota Sebagai Prioritas Tangani Stunting
Sebab, berdasarkan prediksi probabilitas kesesuaian kelembaban udara (Relative Humidity atau RH) 2019, jika semakin tinggi probabilitas (>75 persen), maka semakin tinggi kemungkinan RH mendukung pertumbuhan nyamuk Aedes Aegepty. Hal inilah yang diantisipasi oleh Pemprov DKI agar tidak terjadi KLB DBD di wilayahnya.
"Untuk mencegah wabah DBD, warga bisa menguras tampungan air dan memelihara tanaman yang efektif mengusir nyamuk. Atau membuat lavitrap atau perangkap untuk mencegah nyamuk berkembang biak," ungkap Widyastuti.