Suara.com - Rusli Khusmin, nelayan berusia 42 tahun asal Indonesia, mendadak beken pada level dunia karena mengklaim mengetahui lokasi persis jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH370, pada 4 tahun silam.
Insiden hilangnya pesawat MH370 itu kekinian menjadi salah satu misteri terbesar penerbangan dunia, karena tak kunjung diketahui sebab musabab serta letak bangkainya.
Dalam konferensi pers yang dihelat di Kuala Lumpur, Malaysia, Rusli Khusmin mengakui melihat pesawat MH370 saat terjatuh di perairan Indonesia tahun 2014.
Bahkan, Rusli dalam konferensi pers itu berani disumpah di bawah kitab suci agama Islam, Alquran, bahwa dirinya memunyai bukti dan tak sekadar mencari sensasi.
Baca Juga: Teknologi Semakin Maju, Masih Banyak Masyarakat Tertipu saat Belanja Online
“Saya dan kru menyaksikan saat pesawat MH370 terjatuh. Kami saat itu dalam ekspedisi di lepas pantai Sumatera Utara Indonesia,” kata Rusli Khusmin seperti diberitakan Mirror.co.uk, Rabu (16/1/2019).
Dia menyatakan, kala itu melihat pesawat MH370 terbakar dan mengeluarkan asap hitam kala terjatuh ke Selat Malaka.
Sebelum terjatuh, kata dia, pesawat nahas itu sempat bergerak ke kiri dan kanan seperti layang-layang yang rusak.
"Tidak ada suara, hanya asap hitam akibat kebakaran sebelum menabrak air."
Ada bau asap asam yang kuat di udara sebelum pesawat jatuh, tambahnya.
Baca Juga: Video Nikita Mirzani Sindir Perempuan yang Dinikahi Siri Sajad Ukra
Nasib pesawat Malaysia Airlines MH370 dan 239 penumpangnya tetap menjadi misteri sejak lenyap tanpa jejak pada pagi hari 8 Maret 2014.
Untuk diketahui, Rusli Khusmin diterbangkan dari Indonesia untuk konferensi pers di Lake View Club Subang Jaya, Kuala Lumpur—dekat dengan lokasi di mana pesawat MH370 berangkat ke tujuannya di Beijing.
Rusli bersumpah di bawah Alquran dan menyerahkan bukti yang mendukung klaimnya. Termasuk navigator GPS yang dia gunakan untuk merekam koordinat tempat di mana dia percaya MH370 jatuh.
Data yang diberikan oleh Rusli kemudian diberikan kepada LSM Malaysia CASSA, yang akan meneruskan informasi tersebut kepada Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad.
Pemerintah Malaysia telah secara resmi menghentikan penyelidikan atas insiden tersebut, setelah bertahun-tahun gagal dalam upaya menemukan lokasi kecelakaan yang sulit dipahami.
Awal tahun ini, para pejabat mengakui bahwa puing-puing pesawat tersapu di sebuah pantai di Madagscar 'kemungkinan besar' berasal dari pesawat MH370.
Lima keping reruntuhan diserahkan kepada pihak berwenang di kantor pusat Kementerian Transportasi Malaysia di Putrajaya pada akhir November 2018.
Sebuah laporan dari Tim Investigasi Kecelakaan MH370 mengatakan, sebagian besar puing-puing baru yang ditemukan berasal dari pesawat terbang dan panel itu milik Boeing 777, dan “kemungkinan besar MH370”.
Sementara pemburu puing Blaine Gibson, yang menemukan banyak puing-puing pesawat diduga MH370, mengatakan bahwa "Penduduk setempat memberi tahu saya ada lebih banyak potongan puing yang tersapu, tetapi mereka membutuhkan Malaysia untuk menawarkan hadiah".