Kominfo: Presiden Jokowi Paling Banyak Diserang Hoaks

Selasa, 15 Januari 2019 | 17:15 WIB
Kominfo:  Presiden Jokowi Paling Banyak Diserang Hoaks
Presiden Jokowi. [Suara.com/Ummi Hadyah Saleh]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika, Rosarita Niken Widiastuti, mengatakan banyaknya berita bohong alias hoaks yang ditujukan ke pemerintah. Isu hoaks tersebut tidak terlepas dari pencalonan Joko Widodo atau Jokowi sebagai Capres petahana di Pemilu 2019.

"Ada banyak hoaks berkaitan politik paling banyak diserang pemerintah," ujar Rosarita dalam diskusi bertajuk 'Pemilu, Hoaks, dan Penegakan Hukum' di Hotel Pullman, Jakarta Pusat, Selasa (15/1/2019).

Rosarita mengatakan serangan hoaks yang ditujukan ke pemerintah paling banyak menyasar Jokowi. Isu tersebut paling banyak dari media sosial.

"Paling banyak presiden (Jokowi) diserang hoax. Penghinaan cukup banyak di media sosial kepada beliau," kata dia.

Baca Juga: Ibunda Jokowi Blusukan ke Mbok-mbok Bakul Sega Liwet, Tak Mau Diwawancarai

Tak hanya itu, Rosarita juga mengatakan dua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang maju di Pemilu 2019 dan penyelenggara Pemilu juga menjadi sasaran hoaks.

"Kepada Paslon siapapun, terkahir KPU penyelenggara pemilu. Tapi banyak juga hoax yang sifatnya kesehatan, artis dan lain-lain. Partai politik atau parlemen juga jadi sasaran hoaks," kata dia.

Ia khawatir situasi tersebut dapat mengancam turunnya partisipasi masyarakat terhadap pemilu.

"Pada Pemilu Legislatif 2014, angka partisipasi pemilih pun hanya 75 persen. Sementara Pilpres 2014, turun menjadi 70 persen," ucap Rosarita.

Lebih jauh Rosarita mengatakan, pihak Kominfo akan terus berupaya mencegah adanya penyebaran berita hoaks dalam Pemilu 2019.

Baca Juga: Satgas Anti Mafia Bola Ungkap Peran ML di Kasus Pengaturan Skor

"Kami terus mengering info valid berdasarkan data dan fakta. Karena hoax akan merubah persepsi positif menjadi negatif," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI