Disebut Prabowo Bakal Bangkrut, Ini Pernyataan Garuda Indonesia

Selasa, 15 Januari 2019 | 16:41 WIB
Disebut Prabowo Bakal Bangkrut, Ini Pernyataan Garuda Indonesia
Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto didampingi calon Wakil Presiden Sandiaga Uno menyampaikan pidato kebangsaan di Jakarta Convention Center, Jakarta, Senin (14/1). [ANTARA FOTO/Galih Pradipta]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto sempat menyebut banyak badan usaha milik negara tidak menguntungkan, termasuk Garuda Indonesia Airways pada era pemerintahan Presiden Jokowi.

Hal tersebut diungkapkan Prabowo saat berpidato di Hall JCC, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (14/1/2019) malam.

Saat itu Prabowo mengatakan, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIIA), PT Perusahaaan Listrik Negara (Persero), PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS), dan PT Pertamina (Persero) mengalami kerugian sejak Jokowi menjabat sebagai presiden. ‎Bahkan, jika terus menerus didiamkan, semua BUMN tersebut bakal bangkrut.

Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara mengatakan, kalau perseroan bangkrut, maka operasional perseroan akan terhenti.‎

Baca Juga: Politikus Gerindra Tak Yakin Mendagri Terlibat Perizinan Proyek Meikarta

Namun begitu, lelaki yang akrab disapa Ari ini, tidak menampik perseroan merugi sejak 2017.‎ Menurut ia, perusahaan selalu terbuka soal kerugian, karena Garuda Indonesia merupakan korporasi terbuka atau tercatat di pasar modal.

"K‎alau bangkrut mungkin saya sudah enggak di sini kali ya, jadi mungkin kami bilang pernyataannya itu challenging. Kami terbuka, keterbukaan harus dibuka termasuk kerugian. Garuda listed company, jadi kami buka setiap 3 bulan kerugiannya berapa," ujarnya dalam konferensi pers di Restoran Penang Bistro, Jakarta, Selasa (15/1/2019).

Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara dalam konferensi pers di Restoran Penang Bistro, Jakarta, Selasa (15/1/2019). [Suara.com/Achmad Fauzi]
Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara dalam konferensi pers di Restoran Penang Bistro, Jakarta, Selasa (15/1/2019). [Suara.com/Achmad Fauzi]

Ari mengungkapkan, pada tahun 2017, kerugian GIA mencapai USD 237 juta atau setara Rp 3,6 triliun. Sementara, per September 2018, Garuda Indonesia mengalami kerugian USD 142 juta atau setara ‎Rp 2,002 triliun.

"Nanti, bulan Februari atau Maret ini, kami buka lagi keuangan perusahaan ini. Sebagai listed company, tak ada yang ditutup-tutupi Garuda Indonesia.”

Baca Juga: Todd Rivaldo Ferre Akui Alami Peningkatan Selama TC Timnas U-22

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI