Sebab, perairan Makassar adalah tempat ditemukannya satu ABK Kapal Multi Prima I Nahum Naibahas alias Riski. ABK itu ditemukan selamat.
Riski terbawa arus jauh dari lokasi tenggelamnya kapal. Ia ditemukan kapal asing MV Virgo, setelah terombang-ambing di laut selama tujuh hari.
Kepala Kantor SAR Makassar Mustari MM sempat dihubungi pihak keluarga korban melalui telepon, “Tapi tak pernah direspons,” tukas Taher.
Ia juga mengungkapkan, sikap yang sama ditunjukkan Kepala Basarnas M Syaugi—kini sudah diganti—karena tak pernah membalas pesan singkat atau menjawab telepon dari keluarga korban.
Baca Juga: Haris Azhar: Sosok Pelanggar HAM Ada di Kubu Jokowi dan Prabowo
Karena tak mendapat respons dari para petinggi tersebut, Taher mengakui muncul penilaian keluarga korban bahwa tenggelamnya kapal Multi Prima I seperti dianak-tirikan pemerintah.
Mereka mengklaim, perhatian para petinggi Basarnas cenderung intensif saat pesawat Lion Air JT 610 terjatuh ke perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat.
Namun, perhatian seperti itu tak tampak dalam kecelakaan Kapal Multi Prima I. “Bahkan sekadar ungkapan simpati pun sama sekali tak ada,” tukas Taher.
Direktur National Maritime Institute Siswanto Rusdi memunyai penilaian yang sama. Ia mengatakan, perhatian pemerintah cenderung rendah terhadap kasus kecelakaan transporasi yang jumlah korbannya sedikit dan tak mendapat perhatian media massa.
Perlakuan tersebut, jauh berbeda dengan penanganan kecelakaan pesawat yang menyedot perhatian banyak pihak, baik dalam maupun luar negeri.
Baca Juga: Irish Bella ke Ammar Zoni : Aku Tak Sabar Jadi Pendampingmu Selamanya
"Ini bukti nyata begitu tidak perhatiannya pada orang-orang miskin, pada orang-orang kecil," kata Siswanto.