"Saya berniat memantau langsung pencarian yang dilakukan SAR Mataram,” ujar Taher—kakak Ummi Hadyah Saleh itu, pekan lalu.
Saat berada di Mataram, lelaki kelahiran Flores Timur 35 tahun silam itu bertemu dengan Kepala Kantor SAR Mataram I Nyoman Sidakarya. Menurutnya, Nyoman memberikan respons terbilang baik dan informatif, namun kurang proaktif.
"Selama delapan hari saya di Mataram, hampir selalu saya yang lebih dulu WhatsApp atau menelepon Pak Nyoman untuk bertanya informasi terbaru soal pencarian ABK hilang.”
Pada hari ketujuh atau hari terakhir pencarian sesuai SOP Basarnas, Taher kembali mengunjungi Kantor SAR Mataram.
Baca Juga: Haris Azhar: Sosok Pelanggar HAM Ada di Kubu Jokowi dan Prabowo
Ketika itu dirinya juga bertemu nakhoda kapal RIB 212 yang melakukan pencarian, Kapten Nurdin. Sang kapten menjelaskan detail proses pencarian yang dilakukan Basarnas.
“Medannya cukup sulit karena cuaca sangat ekstrem. Kami menyisir hampir ke semua wilayah sekitar tenggelamnya kapal, termasuk pulau-pulau kecil di sana. Hasilnya tetap tidak ketemu juga (para korban)," kata Kapten Nurdin kepada Taher.
Sementara Kepala Kantor SAR Mataram I Nyoman Sidakarya mengakui, telah berupaya maksimal mencari dan menemukan para korban yang masih hilang.
Atas permintaan keluarga, akhirnya masa pencarian sempat diperpanjang tiga hari. Namun, kenyataanya, enam kru kapal KM Multi Prima I tak kunjung ditemukan.
"Usaha yang kami lakukan ini sudah sangat maksimal. Bahkan, kapal kami sempat bocor diterjang ombak," ucap Nyoman.
Baca Juga: Irish Bella ke Ammar Zoni : Aku Tak Sabar Jadi Pendampingmu Selamanya
Nyoman juga menuturkan pencarian melibatkan kantor SAR Makassar, Sulawesi Selatan, dan nelayan di sekitar perairan itu.