Suara.com - Koordinator relawan Gerakan Masyarakat Prabowo - Sandiaga (Gema PADI) Jawa Tengah Sudirman Said menuturkan, usai dipindahkannya markas BPN ke Solo Jawa Tengah pada Jumat (11/1/2019) intimidasi mulai bermunculan.
Bahkan kejadian intimidasi terjadi satu hari setelah markas itu diresmikan, tepatnya saat para relawan akan menghadiri kegiatan kampanye Cawapres Sandiaga Uno di Grobogan pada Sabtu (12/1/2019).
"Di Grobogan beberapa truk yang akan hadir dihadang di perjalanan dipaksa kembali. Kemudian ketua panitianya didatangi sekelompok orang, ada satu tokoh masyarakat yang jadi pendukung kita didatangi beberapa orang," kata Sudirman Said, di Sekretariat Pemenangan Prabowo - Sandi Semarang Minggu (13/1/2019).
Selain itu, ada peristiwa dimana para relawan yang sudah datang di lokasi acara malah diberi kaos pasangan 01 dan dipaksa untuk dipakai pada acara relawan tersebut.
Baca Juga: Dipaksa Layani 8 Lelaki Seharian, Kemaluan Gadis 14 Tahun Bengkak
Pemaksaan itu, kata mantan Menteri ESDM sebagai tindakan offensif secara fisik dan mental.
"Kalau ini benar, ini satu pengkondisian yang kurang baik. Kalau lahan kampanyenya kan begitu besar, jadi tidak harus orang sedang bikin acara, kemudian diserang secara mental dan fisik, maksa memberi kaos kemudian dipaksa dipakai, juga memaksa memasang spanduk di tempat acara kita," jelas Sudirman Said.
Tak hanya itu, Sudirman Said juga menceritakan peristiwa perobekan gambar dan bendera, baik partai maupun calon legislatif dari partai koalisi Prabowo - Sandiaga.
"Kita tidak bisa mengatakan siapa pelakunya, tapi yang jelas itu terjadi. Saya berharap kepada Bawaslu, aparat keamanan, penyelenggara pemilu harus betul-betul bertindak tegas," ujar Direktur Materi dan Debat BPN Prabowo - Sandiaga ini.
Sudirman Said menyebut, aparat keamanan dan Panwaslu mengetahui peristiwa tersebut. Namun belum ada tindak lanjut terhadap aksi sekelompok orang yang mengganggu kampanye Sandiaga Uno di Grobogan itu.
Baca Juga: Memilukan, Bayi 4 Bulan Meninggal karena Diberi Nasi
"Saya mendengar kawan di Solo dan Grobogan, aparat, Bawaslu melihat, mudah-mudahan menjadi perhatian dan tidak terjadi lagi di Jateng," katanya.