Suara.com - Peneliti LIPI Sri Nuryanti menilai kurangnya peran akademisi serta mahasiswa dalam keriuhan Pemilihan Umum atau Pemilu 2019. Padahal posisi mereka dinilai penting sebagai penetralisir ketegangan selama proses demokrasi berlangsung.
Sri menjelaskan, forum rektor maupun organisasi-organisasi akademisi di perguruan tinggi tidak lagi tampak ke permukaan mengadakan semacam diskusi terkait Pemilu 2019. Yang ada sekarang ini malah pendapat per individu atau malah dukungan kepada salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden.
"Masyarakat ini kan memerlukan informasi yang bisa dicerna cepat tapi kita berharap formasinya itu tidak disinformastik, tidak misleading. Makanya akademisi harusnya mempunyai peran yang lebih muncul. Sayangnya, bahwa tidak ada lagi kelompok-kelompok dari akademisi yang muncul seperti dulu ada forum rektor," jelas Sri dalam diskusi bertajuk 'Kampus dan Pemilu 2019' di kawasan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (12/1/2019).
Selain itu, peran mahasiswa juga tidak terlalu terlihat pada Pemilu 2019. Sebagai salah satu perwakilan pihak yang kritis, mahasiswa saat ini tidak memiliki keinginan lebih untuk menggali informasi yang sedianya lebih akademik. Mereka kebanyakan mendapatkan informasi dari berbagai sosial media di mana di dalamnya banyak tercampur antara fakta dan hoaks.
Baca Juga: Tak Hanya di Rancaekek, 7 Desa di Jawa Timur Rusak Disapu Puting Beliung
Karena itu Sri menilai peran akademisi saat ini sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi yang lebih mendalam.
"Ini yang menjadi keprihatinan kita bersama, mungkin para akademisi memang harus bangkit lagi untuk bisa mengexercise (melatih) agar politik di Indonesia ini berjalan dengan lebih baik lagi," pungkasnya.