Komunitas Masyarakat Robotik Pertama di Indonesia Resmi Dibentuk

MN Yunita Suara.Com
Sabtu, 12 Januari 2019 | 11:23 WIB
Komunitas Masyarakat Robotik Pertama di Indonesia Resmi Dibentuk
Komunitas Masyarakat Robotik pertama di Indonesia resmi dibentuk, Rabu (9/11/2019). (Dok: Kemnaker)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Komunitas Masyarakat Robotik pertama di Indonesia resmi dibentuk, Rabu (9/11/2019) di Bogor, Jawa Barat. Masyarakat Robotik Indonesia (MRI) ini dibuat dengan tujuan menjadi wadah organisasi yang dapat menjadi standar perkembangan dunia teknologi robotika

Menteri Ketenagakerjaan, M. Hanif Dhakiri mengatakan pembangunan SDM perlu diperkuat dari sisi karakternya agar kemampuannya melampaui robot. "Anak -anak kita ini tidak dididik untuk bersaing dengan robot. Mereka justru harus melampaui robot dengan menonjolkan sisi kemanusiaannya," kata Hanif usai memberikan sambutan pada Deklarasi Pembentukan Masyarakat Robotika Indonesia.

Menurutnya, ada banyak hal yang tidak bisa dilakukan oleh robot dan hanya bisa dilakukan oleh manusia. Untuk itu, manusia harus terus memperkuat diri, baik hard skill maupun soft skill. Hanif menyebut, 85% kompetensi yang dibutuhkan di masa depan adalah karakter. Selain karakter, hal yang membuat manusia unggul dari robot adalah responsif terhadap perubahan. 

"Dengan kecepatan adaptasi manusia akan eksis dan mengendalikan semua perubahan," tuturnya.

Baca Juga: Lindungi Pekerja Migran, Kemnaker Sederhanakan Aturan Turunan UU PPMI

Hanif membeberkan hasil survey ILO, dimana 58% jenis pekerjaan yang ada saat ini akan hilang di masa depan. Sebaliknya, 65% pekerjaan baru yang belum dikenal saat ini akan muncul di masa depan.

Untuk itu, ia meminta perubahan yang terjadi akibat perkembangan teknologi dan informasi jangan dilihat sebagai tantangan semata. Namun juga peluang bagi Indonesia. "Oleh karena itu, investasi SDM memegang peranan penting dalam menghadapi era digitalisasi ini," ujar Hanif. 

Adapun hal yang harus diperhatikan dalam investasi SDM adalah kesesuaian terhadap kebutuhan pasar kerja (link and match). Investasi SDM harus berbasiskan demand driven

Ia pun menilai, masih ada investasi SDM di Indonesia, baik melalui skema pendidikan formal maupun pelatihan yang sudak tidak relevan dengan permintaannya. "Semua harus dibenahi dimana kita berorientasi pada kebutuhan di pasar kerjanya. Jadi kebutuhannya apa, di situlah input SDM-nya kita benahi," paparnya. 

Senada dengan Menaker, Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Hammam Riza menilai bahwa era revolusi industri 4.0 ini harus dijadikan memonetum oleh seluruh masyarakat dunia untuk tinggal landas membangun ekonomi berbasis inovasi. "Maka pembangunan SDM-nya harus dibangun menjadi sebuah SDM yang bersumber pada inovasi," katanya. 

Baca Juga: Angkat Potensi Kopi Lampung, Kemnaker Gelar Pelatihan Barista

Sementara itu, Pemrakarsa Pusat Robot Indonesia (PURI Robotics), Jully Tjindrawan menjelaskan bahwa Masyarakat Robotik Indonesia (MRI) dibentuk berdasarkan hasil kerja sama Robotic Explorer dengan BPPT.

"Dalam Wadah organisasi ini nantinya menjadi ajang pertukaran ide dari berbagai komunitas seperti komunitas pendidikan, komunitas bisnis dan industri, komunitas pemerintahan, dan komunitas kedokteran maupun komunitas pengamat dan media masa," jelas Jully.

Turut hadir dalam deklarasi ini, Direktur Standarisasi Kompetensi dan Pelatihan Kerja Kemnaker, Sukiyo; Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kemkominfo, Rosarita Niken Widiastuti; dan Penasehat PURI Robotics, Dewi Motik Pramono.

REKOMENDASI

TERKINI