Mereka tinggal di Dusun Telayap, Desa Pangkalan Tampoi, Kecamatan Kerumutan, Kabupaten Pelalawan, Riau.
Pada rumah papan sederhana tanpa cat itu, ketiga bocah malang tersebut dengan tabah menjalani hidup sehari-hari.
Tanpa bimbingan orangtua, tanpa pengawasan dan kasih sayang, Andini lah yang kini harus menjadi pembimbing dan pemberi kasih sayang untuk adik-adiknya nan malang.
Faktor ekonomi semakin terhimpit, ditambah waktu luang semakin sempit, Andini terpasa melepas seragam sekolah.
Baca Juga: Sosok Artis 19 Tahun yang Dijual Mucikari di Bawah Harga Vanessa Angel
Ketika itu, tepat ia duduk di kelas VII SMP setempat, Andini memilih berhenti dan meluangkan waktu, cinta dan masa mudanya guna mengurusi kedua adik-adiknya yang manis.
Sepekan terakhir, mereka hanya tinggal bertiga. Siang malam, selalu bersama. Rumah seharusnya tempat bernaung dan canda, kini terasa begitu hampa. Sedih, pilu, duka, itulah pertama dirasakan ketika melihat rumah papan itu.
Andini tetap berusaha tersenyum, namun di balik matanya ada duka mendalam. Pancaran wajahnya tak lagi gembira, dan lebih banyak diam daripada bicara.
Pada usianya masih sangat belia, seharusnya bergembira, bersekolah dan melumat pelajaran demi pelajaran bersama teman-temannya.
Namun, Andini harus rela, kuat, tabah dan ceria, demi kedua adiknya tercinta. Hanya kedua adiknya kini menjadi pelipur lara, setelah tidak ada lagi orangtua.
Baca Juga: Persijap Jepara Tuntut PSSI Cairkan Match Fee
Dedi Azwandi, pegiat sosial setempat tak kuasa menahan lara ketika menceritakan kondisi Andini. Dengan suara terbata-bata, ia menceritakan kesedihan melihat kondisi ketiga bocah lucu harus menghadapi kenyataan pahit dan ujian serba berat tersebut.