Suara.com - Muhamad Rifki (10), satu dari enam anak-anak yang menjadi korban saat terjadi longsor di di Kampung Nyalindung RT 2, RW 4, Cicurug, Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Kamis (10/1/2019) sore.
Heri Supriatna (41), orang tua korban mengaku sebelum insiden longsor terjadi, Rifki menunjukkan gelagat yang tak biasa dilakukan anaknya. Korban memang sering bermain di kawasan proyek double track kereta api Sukabumi-Bogor yang mengalami longsor.
Dia mengaku sempat memandikan Rifki di rumah pada Kamis, pagi. Saat itu, kata dia, anaknya tak mau ditinggal Heri.
"Anak saya itu memang sering di sana, di lokasi proyek double track. Terus sebelumnya, dia itu seperti enggak mau lepas dari saya," ungkap Heri saat kepada Sukabumiupdate.com--jaringan Suara.com, Jumat (11/1/2018)
Baca Juga: Fahri Hamzah Sebut Pemerintahan Jokowi Bencana, PSI Beri Jawaban Menohok
Pertanda lainnya, masih kata Heri, Rifki tiba-tiba minta dibelikan mainan mobil backhoe. Tak disangka, permintaan mainan itu merupakan pertemuannya terakhirnya dengan sang anak. Saat itu, Heri mengaku menyanggupi anak membelikan mobil-mobilan itu
"Hari Rabu, kan saya ada di rumah. Anak saya itu minta dibelikan mainan back hoe. Anak saya senang luar biasa sama back hoe. Saya bilang, iya nanti mau dibelikan," tandasnya.
Setelah ditemukan tak bernyawa, jenazah Rifki telah dimakamkan di TPU Pojok Hanjuang, Desa Nanggerang, Kecamatan Cicurug yang berjarak kurang lebih dua kilometer dari kediamannya. Prosesi pemakaman dihadiri Direktur Keselamatan Perkeretaapian Edi Nur Salam, perwakilan PT Bogowonto Jaya Perkasa selaku perusahaan pelaksana proyek double track, serta Unsur Muspika Cicurug.
Sumber: Sukabumiupdate.com
Baca Juga: Agnes Monica Temui Presiden Jokowi di Istana, Ngapain?