Keluar Penjara, Pemred Obor Rakyat Cari Reporter Baru, Ada yang Berminat?

Jum'at, 11 Januari 2019 | 13:48 WIB
Keluar Penjara, Pemred Obor Rakyat Cari Reporter Baru, Ada yang Berminat?
Anggota Dewan Pers Stanley dan Bagir Manan menunjukkan Tabloid Obor Rakyat saat Konferensi Pers di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Senin (16/6/2014). [Suara.com/Bagus Santosa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Setelah keluar dari penjara, eks pemimpin Redaksi Tabloid Obor Rakyat Setiyardi Budiono mengaku bersiap ingin menerbitkan kembali surat kabar itu pada Februari 2019 mendatang. Bahkan, saat ini Setiyardi sedang membuka lowongan kerja kepada wartawan yang ingin bergabung.

"Lagi wawancara calon redaktur, lagi beli beli kursi, meja laptop, kita siapkan sebaik baiknya. Saya lebih ke awak redaksi kalau karyawan biar orang lain yang rekrut lah," kata Setiyardi kepada Suara.com, Jumat (11/1/2019).

Di mengklaim, alasan mendirikan lagi Obor Rakyat di tahun politik ini bukan untuk kembali menyebarkan isu tak benar untuk menyudutkan pasangan capres-capres tertentu di Pilpres 2019. . Alasan kenapa Tabloid Obor Rakyat mau diaktifkan kembali karena dirinya baru saja mendapatkan cuti bersyarat dari Kemenkumham.

"Kenapa sekarang baru diterbitkan lagi karena saya baru keluar dari penjara. Karena didalam penjara tidak bisa enggak mungkin bikin media masa," terangnya.

Baca Juga: Warga Jepara Diciduk Jual Burung Cendrawasih hingga Kanguru di Yogyakarta

Seperti diketahui, Tabloid Obor Rakyat pernah membuat masyarakat geger dengan menulis pemberitaan tentang Jokowi sebagai keturunan Tionghoa dan kaki tangan asing.

Artikel itu muncul pada terbitan pertama Obor Rakyat pada Mei 2014 dengan judul headline 'Capres Boneka' dengan gambar karikatur Jokowi sedang mencium tangan Megawati Soekarnoputri.

Akibatnya Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat menjatuhkan vonis delapan bulan penjara kepada Setiyardi Budiono dan penulisnya, Darmawan Sepriyosa atas kasus pencemaran nama baik dan penghinaan terhadap capres Jokowi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI