Suara.com - Anazkia, seorang perempuan pernah menjadi pekerja rumah tangga atau PRT di Malaysia. Kini Anazkia adalah seorang jurnalis
Anazkia mempunyai nama asli Eli Yuliana. Anazkia tak pernah menyangka kegiatan nge-blog yang dilakukannya mengubah dunianya. Kebiasaan yang dipupuk Anazkia sejak kecil itu justru memberikan pengaruh besar untuk kariernya.
Berasal dari desa kecil Pemalang, Jawa Tengah, Anazkia sejak kecil tinggal jauh dari orangtua. Kehidupan masa kecilnya jauh banget dari teknologi. Namun, dia kini bisa berhasil berkat melek teknologi. Bahkan, Anazkia berhasil meraih label Perempuan Inspiratif NOVA di kategori perempuan dan teknologi, pada 2014 silam.
Dari kecil, wanita yang kerap disapa Anaz ini emang udah tinggal jauh dari orangtua. Kedua orangtuanya bersama dua adiknya tinggal di Cilegon. Sementara Anazkia tinggal bersama sang nenek dan kakaknya. Sejak kecil pula, Anazkia terbiasa mencari uang sendiri.
Baca Juga: Intip Kalimat Inspiratif dari Buku Michelle Obama yang Harus Anda Baca
“Kecil sampai lulus SD tinggal di kampung halaman. Ya biasalah tinggal di desa belum ada listrik, main di kali. Terbiasa juga mencari uang sendiri. Kalau tetangga nambah cengkeh, panen cabai, segala macam, saya ikut bantuin, saya dibayar,” kata Anazkia.
Hanya saja, ada hobi unik yang wanita kelahiran tahun 1982 tersebut lakoni sejak kecil.
“Waktu kecil nggak suka nulis, tetapi suka baca. Tetangga yang tadi kadang nebas cengkih kopi dan lain-lain, suaminya guru. Dan beliau ini sering kalau awal bulan gitu bawa majalah. Habis awal bulan, mungkin habis gajian, tetangga itu bawa koran. Itu yang saya baca,” ungkap Anazkia.
Lebih lanjut, Anazkia menuturkan, hobi tersebut yang kini memengaruhi cara pandangnya. Sehingga, tak membuat Anazkia menerima nasib begitu saja, meski sempat bekerja sebagai TKW.
Setelah lulus SD, Anazkia sempat tidak melanjutkan pendidikannya. Selama dua tahun tersebut, dia bekerja di rumah orang lain. Saat itu, dia mengikuti salah satu saudaranya yang juga bekerja sebagai PRT.
Baca Juga: Kisah Inspiratif Wimby Anandya, Mantan Pramugari yang Jadi Barista
Anazkia pun pindah ke daerah Cilegon. Di sana, dia bersama sang kakak bekerja di rumah orang sebagai ART.
Anazkia termasuk sosok yang sangat beruntung. Pasalnya, sang majikan saat itu mengizinkannya melanjutkan sekolah. Bahkan, menawari Anazkia melanjutkan pendidikannya.
Meski tak selalu berjalan mulus, Anazkia juga sempat mengalami krisis kepercayaan diri saat bersekolah. Bahkan, kondisi itu membuatnya sempat tak ingin datang ke sekolah. Dia juga beberapa kali meminta pada majikannya untuk tak melanjutkan sekolah.
Hingga suatu saat kata-kata dari majikannya membuat Anazkia sadar betapa pentingnya pendidikan.
“Sekolah itu ibarat mengumpulkan pasir di atas bukit. Sekarang kamu mungkin gak butuh, tetapi nanti kamu mungkin memerlukan itu ketika kamu besar. Jadilah akhirnya termotivasi, saya sampai lulus aliyah (madrasah aliyah setara SMA),” kata Anazkia mengulangi ucapan sang majikan.
Selesai SMA, Anazkia menerima tawaran menjadi TKW sebagai ART ke Malaysia. Saat itu, dia sering dengar pemberitaan negatif soal TKW di Negeri Jiran. Namun, hal ini yang jadi sisi unik seorang Anazkia.
Anak kedua dari empat bersaudara ini bisa dibilang memiliki pemikiran jauh ke depan. Itu terlihat saat sebelum dia berangkat ke Malaysia sekitar tahun 2006, Anazkia sangat berniat kenal internet.
Pengalamannya pernah mengikuti kelas menulis di Rumah Dunia milik Gol A Gong jadi salah satu fondasi. Saat itu, dia sempat belajar komputer. Kemudian, dia juga berkenalan dengan wartawan, dan mahasiswa serta pelajar.
Pemikiran Anazkia saat itu adalah, bila dia bisa menggunakan Internet, dia bisa mengabari rekan-rekan terdekat.
“Karena saya sering dengarnya hal-hal negatif saat jadi TKW di Malaysia. Kalau saya bisa Internet kalau ada apa-apa bisa dari Internet,” paparnya.
Beruntungnya, Anazkia mendapatkan majikan yang baik hati. Di sana, dia diizinkan menggunakan komputer. Dia diajarkan anak majikannya membuat Yahoo! Messenger. Kenalannya lewat milis (mailing list) pun mengenalkannya pada kegiatan blogging.
Dari situ, Anazkia mengumpulkan gajinya yang saat itu 500 Ringgit buat beli laptop seharga 1500 Ringgit. Karena membantu adiknya sekolah, Anazkia mengaku cukup lama menjalani proses hingga memiliki laptop pertama.
“2008 saya beli laptop sendiri. 1.500 ringgit saat itu. Nabung lama sih karena waktu saya kecil di Malaysia, 500 ringgit, awal saya datang malah gaji saya 400 ringgit,” akunya.
Anazkia terbilang sangat aktif nge-blog. Dia juga nge-blog di salah satu platform blog ternama milik salah satu media. Bermula dari tulisan curhat aja, Anaz makin serius mengelola konten blog-nya.
Di platform tersebut, Anazkia sering menuliskan pengalamannya sebagai tenaga kerja dan rekan-rekan yang dia lihat. Bahkan, dia melakukan riset sehingga tulisannya kredibel.
“Sebelum nulis itu cari referensi. Misalnya, hak dan kewajiban pembantu rumah tangga itu apa. Majikan itu harus menyediakan apa. Nyari pendukung sebelum mem-publish-nya,” jelas Anazkia.
Dari situ, nama Anazkia makin dikenal banyak pengguna blog. Bahkan, salah satu rekan blogger-nya mengajukan nama Anazkia ke majalah NOVA. Kebetulan saat itu majalah tersebut mengadakan penghargaan. Di tahun 2014, Anazkia terpilih jadi Perempuan Inspiratif NOVA di kategori perempuan dan teknologi.
Tawaran buat diundang ke berbagai acara diperoleh Anazkia. Networking-nya makin luas. Hingga akhirnya dia dipercayakan bekerja di media, dan beberapa NGO. Salah satunya, jadi jurnalis buat salah satu NGO dan kurator buat salah satu media ternama di Indonesia.
Kini, Anazkia bekerja di salah satu NGO bernama ICTWatch. Lembaga tersebut fokus untuk mengedukasi masyarakat agar menggunakan internet secara bijak.
“Jadi pembantu pun harus pintar. Baca buku apa aja ya karena dari bacaan-bacaan itu kan bikin kita mikir, dan pengetahuan kita terbuka. Terus perluas networking. Kalau misal saya kan pembantu nih kalau bisa jangan cuma berteman sama pembantu aja tetapi juga di luar,” tutup Anaz memberikan tips. (Moneysmart.id)