TKN Jokowi: Tanpa Utang Mustahil Negara Bisa Jalankan Pembangunan

Bangun Santoso Suara.Com
Jum'at, 11 Januari 2019 | 06:09 WIB
TKN Jokowi: Tanpa Utang Mustahil Negara Bisa Jalankan Pembangunan
Pasangan Capres-Cawapres Joko Widodo atau Jokowi - Maruf Amin. (Twitter)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Ketua Harian Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo atau Jokowi-Maruf Amin, Rosan P Roeslani menegaskan tanpa utang mustahil negara bisa menjalankan program pembangunan.

"Hampir semua negara di dunia memiliki utang luar negeri untuk menjalankan program pembangunan termasuk negara maju seperti Amerika Serikat," kata Rosan di Jakarta, Kamis (10/1/2019).

Pernyataan itu menanggapi munculnya wacana infrastruktur dapat dibangun tanpa utang.

Berbicara di hadapan forum "Ini Ker1a Ku", komunitas pendukung capres dan cawapres nomor urut 01 Jokowi-Maruf Amin, Rosan mengatakan, utang untuk membiayai pembangunan masih dibutuhkan sepanjang mematuhi batasan-batasan yang sudah ditetapkan peraturan dan perundangan.

Baca Juga: Polisi Temukan Fakta Baru Saat Reka Ulang Pembunuhan Wanita di Apartemen

Disebutkan utang pemerintah mencapai Rp 5.000 triliun, ini sebenarnya merupakan hal yang wajar karena angka itu masih 30 persen dari PDB atau masih dalam batas aman karena peraturan mengharuskan sampai 60 persen.

"Yang penting utang itu diperuntukkan bagi hal-hal yang produktif serta ada pengendalian. Bahkan dengan tingginya capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat dipastikan pembayaran utang sebesar itu akan selalu tertangani dengan baik," kata Rosan seperti dikutip Antara.

Ia menunjuk pembangunan infrasruktur yang penanganannya diserahkan kepada badan usaha baik BUMN maupun swasta, namun untuk daerah-daerah tertentu yang hitungan bisnisnya tidak masuk maka pembangunan jalan menjadi tanggung jawab pemerintah sepenuhnya.

"Semua pembangunan infrastruktur dipastikan memanfaatkan utang karena merupakan investasi jangka panjang sehingga badan usaha yang menjalankan diberikan konsesi 25-30 tahun dengan opsi perperpanjangan," ujar Rosan.

Sedangkan anggota TKN lainnya, Bahlil Lahadalia yang juga hadir di komunitas ini menilai pemanfaatan utang pemerintah untuk infrastruktur dinilai sangatlah tepat mengingat Indonesia sudah sangat tertinggal dalam hal pembangunan infrastruktur dibandingkan negara-negara tetangga.

Baca Juga: Jakpro Pastikan Batal Bangun Depo MRT di Taman BMW Sunter

Bahlil, pengusaha asal Papua ini mengatakan, Presiden Jokowi sangat perhatian dengan wilayah timur Indonesia seperti Papua yang sudah direalisasikan 10 ruas jalan sehingga membuka daerah-daerah terpencil di wilayah itu.

"Kalau disebut langkah itu sebagai pencitraan juga tidak tepat kaeena penduduk yang berjumlah tiga juta jiwa. Nilai elektabilitas di Papua rendah. Namun Presiden memang sudah bertekat untuk membangun Papua agar setara dengan daerah lain di Indonesia," ujar Bahlil.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI