Suara.com - Isu akan terjadi tsunami yang melanda Kepulauan Nias, Sumatera Utara meresahkan warga. Akibatnya, tidak sedikit warga yang khawatir dan mengungsi ke lokasi lebih tinggi karena takut akan terjadi bencana tersebut.
Juli, warga Kota Gunungsitoli, mengaku sudah mendengar isu air laut surut dan sepanjang sepengetahuannya hal tersebut merupakan pertanda akan terjadi tsunami di Kota Gunungsitoli.
"Kami sudah dengar isunya, dan hari ini kami tidak izinkan anak-anak sekolah karena takut jika benar akan terjadi tsunami," ucapnya seperti dilansir Antara, Kamis (10/1/2019).
Hal yang sama juga dikatakan Kris warga Desa Lasara, Kota Gunungsitoli, yang mengaku telah mendengar isu tersebut tetapi tetap beraktifitas seperti biasa.
Baca Juga: BKT Marunda Berbusa, Begini Penjelasan Pemprov DKI
"Pagi ini banyak saya melihat warga yang mengungsi ke desa kami, mereka takut terjadi tsunami dan untuk menyelamatkan diri mereka mengungsi ke daerah yang lebih tinggi," ujarnya.
Terkait hal itu, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Gunungsitoli, Djati Cipto Kuncoro membantah jika berita surut air laut di perairan Sibolga, Sumatera Utara mengakibatkan tsunami di Kepulauan Nias dan sekitarnya.
BMKG Sibolga, Sumatera Utara juga tidak pernah mengeluarkan pernyataan tersebut, sehingga BMKG Stasiun Geofisika Gunungsitoli menyatakan berita tersebut tidak benar, dan BMKG tidak pernah membuat berita tersebut.
Berita tersebut menurut dia hanya isu dan membohongi masyarakat, karena isu tersebut tidak mempunyai dasar ilmiah yang jelas.
Dia menerangkan jika fenomena pasang surut yang terjadi disebabkan oleh gaya tarik bulan dan matahari. Di mana saat ini jarak bulan akan mendekati titik terdekatnya dengan bumi pada tanggal 20 Januari 2019.
Baca Juga: Setelah Lion Air Group, Kini Giliran Citilink Hapus Free Bagasi
Sedangkan jarak matahari ke bumi saat ini pada titik terdekatnya pada tanggal 3 Januari 2019.